Pengungsi Suriah Terpaksa Jalani Ramadan di Perbatasan Turki

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2015 16:27 WIB
Ratusan pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Suriah terpaksa berpuasa di perbatasan Turki pada pekan pertama bulan Ramadan ini.
Pekan ini, 23 ribu warga Suriah terpaksa mengungsi ke Turki untuk menghindari pertempuran sengit antara pasukan Kurdi dengan militan ISIS. (Reuters/Umit Bektas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari pertempuran antara milisi Kurdi dengan militan ISIS di kota perbatasan Tal Abyad terpaksa menjalani bulan Ramadan di perbatasan Turki.

Pihak berwenang Turki memaparkan bahwa para pengungsi tak dapat kembali menyebrang ke Suriah kerena pasukan bersenjata Kurdi, atau YPG menutup gerbang perbatasan. Sementara YPG, yang kini memengang kendali atas Tal Abyad, menolak tuduhan tersebut.

"Dari pandangan kami, perbatasan itu terbuka. Orang-orang Turki lah yang menutup perbatasan dari sisi mereka," kata juru bicara YPG, Redur Khali di Beirut, sembari menambahkan bahwa para pengungsi bahkan mencoba kembali ke Suriah melewati titik-titik penyebrangan ilegal, dikutip dari The National, Jumat (19/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awal pekan ini, YPG berhasil mengusir ISIS dari Tal Abyad setelah memenangi pertempuran sengit yang menyebabkan 23 ribu warga Suriah terpaksa mengungsi ke Turki.

Ratusan di antaranya telah kembali ke rumah mereka sejak Rabu (17/6). Namun pada Kamis (18/6), sekitar 200 pengungsi yang ingin kembali tak dapat melewati perbatasan.

Terdapat kesimpangsiurang mengenai hal ini. Pejabat berwenang Turki menyatakan bahwa sebanyak 1.000 pengungsi suriah kembali ke rumah mereka pada Rabu melewati jalur penyebrangan resmi. Sementara pada Kamis, YPG tidak memperbolehkan penyebrangan tersebut.

"Dari sisi Turki, kami tak berkeberatan untuk membuka perbatasan," kata pejabat yang tak ingin disebut namanya tersebut.

"Kami tidak menutup perbatasan, namun YPG tak memperbolehkan seorang pun menyebrang mulai hari ini," kata pejabat tersebut.

Para pengungsi menyatakan bahwa mereka diberitahu gerbang perbatasan tidak akan dibuka hingga Senin, sehingga mereka tidak dapat menjalani pekan pertama puasa di rumah masing-masing.

"Hari ini, kami datang ke depan gerbang perbatasan dengan harapan kami dapat menyebrang ke Tal Abyad, saya sudah menunggu sejak pukul 7 pagi, namun kami tak dapat lewat," kata Emine, 60.

"Jika mereka punya perasaan, tolong izinkan kami kembali pulang untuk menjalani ibadah Ramadan di rumah," kata Emine melanjutkan.

Turki, sebagai negara tetangga Suriah, telah menampung 1,8 juta pengungsi Suriah sejak konflik meletus di negara itu tahun 2011. Tukri kerap kali mengeluhkan bahwa kondisi ini tak adil.

Meski demikian, Turki juga menerima beberapa tuduhan bahwa negara ini menjadi pintu gerbang militan ISIS ke Suriah dan Irak. Ankara selalu menolak tuduhan ini.

Di wilayah utara Aleppo, delapan orang dilaporkan tewas dalam baku tembak antar tentara pembelontak, menurut data dari kepala kelompok pemerhati HAM Observatorium for Human Rights, Rami Abdel Rahman.

Sejak Senin, setidaknya 63 warga sipil tewas di wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah. Laporan ini juga dibantah oleh stasiun media milik pemerintah.

Sementara, pasukan militer Presiden Bashar al-Assad menerita kekalahan di sejumlah wilayah, salah satunya adalah wilayah Idlib yang berhasil direbut ISIS sejak Maret lalu. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER