Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan kolektor mainan dan memorabilia melelang boneka berbentuk pemimpin kelompok militan al-Qaidah, Osama Bin Laden dengan minimal penawaran sebesar US$5.000 atau setara dengan Rp66 juta.
Dilaporkan Al-Arabiya, boneka Bin Laden ini awalnya merupakan proyek rahasia CIA dalam upaya untuk menghentikan pengaruh al-Qaidah di Asia Selatan. CIA kemudian merekrut pembuat mainan G.I. Joe yang terkenal, Donald Levine untuk mengembangkan boneka dan
action figure yang tampak jahat bernama "Devil Eyes," pada 2005.
(
Baca juga: Tali Gantung Saddam Hussein Ditawar Rp 88 Miliar)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan membuat boneka tersebut, CIA berencana menakuti anak-anak dan para orang tua, untuk menjauhkan mereka dari pengaruh al-Qaidah.
Namun, CIA akhirnya membatalkan rencana tersebut setelah tiga boneka diproduksi, dua di antaranya dimiliki Levine, sementara satu lainnya dimiliki CIA atau Pentagon.
Kini, mereka yang tertarik memiliki prototipe boneka Bin Laden dapat memberikan penawaran dalam lelang yang diadakan oleh Nate D. Sanders Auctions pada 25 Juni mendatang.
Boneka tersebut terbungkus jubah putih panjang, dan dilengkapi dengan dua kepala yang bisa dilepas. Satu kepala memiliki wajah yang menyerupai wajah asli Bin Laden, lengkap dengan jenggot hitam panjang dan sorban putih.
Sementara kepala lainnya dicat berwarna merah, bertampang seram, dengan mata hijau seperti setan, yang sesuai dengan nama "Devil Eyes".
Perusahaan lelang Nate D. Sanders sendiri telah menjual salah satu action figure milik Levine dengan harga US$11.879, atau setara dengan Rp157,7 juta pada November 2014.
Selain itu, perusahaan ini juga melelang mainan Ular Tangga yang menampilkan para pemimpin kunci al-Qaidah serta mantan Presiden Irak, Saddam Hussein. Permainan yang juga didesain oleh Levine dilengkapi dengan sebuah piala putih, dua dadu, dua token permainan plastik, truk
pickup, lampu minyak dan sebuah mobil balap.
CIA sebelumnya berencana mendistribusikan mainan ini dalam upaya mencegah anak-anak di negara Timur Tengah mendukung kelompok militan. Namun, mainan ini tidak lolos dalam uji tahap prototipe.
(ama/ama)