Jakarta, CNN Indonesia -- Sedikitnya 27 orang tewas dalam serangan di sebuah hotel wisata di kota pantai Sousse, Tunisia, pada Jumat (26/6).
Dilaporkan Reuters, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan serangan yang terjadi di Imperial Marhaba Hotel. Sebanyak enam orang terluka, namun hingga kini rincian serangan belum terungkap.
(
Baca juga: ISIS Serang Tunisia dan Yaman, RI Harus Waspada)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber dari pihak berwenang setempat, jasad seorang pria bersenjata terlihat tergeletak masih memegang sepucuk senapan Kalashnikov yang dia gunakan dalam adu tembak dengan pihak kepolisian.
"Seorang penyerang melepaskan tembakan dengan Kalashnikov ke arah wisatawan dan warga Tunisia di pantai dekat hotel. Hanya satu penyerang, seorang pria muda yang mengenakan celana pendek layaknya seorang turis," kata seorang pekerja hotel tersebut, dikutip dari Reuters, Jumat (26/6).
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, namun kelompok militan terkenal kerap meluncurkan serangan di tempat-tempat wisata di Afrika Utara sebelumnya.
Sejumlah kelompok militan kerap menargetkan para wisatawan asing, khususnya dari negara Barat, karena mereka memiliki gaya hidup yang bebasm terbuka, dan kerap meminum alkohol.
Seorang wisatawan Wanita asal Irlandia, Elizabeth O'Brien, yang menginap bersama dua putranya di hotel yang bersebelahan dengan lokasi kejadian, menyatakan terjadi kepanikan di pantai ketika serentetan tembakan tiba-tiba meletus.
"Saya benar-benar mengira itu kembang api, sampai saya melihat orang-orangberlarian. Saya pikir, Tuhan, ini penembakan. Para pelayan dan petugas keamanan pantai mulai berteriak, 'Lari, lari, lari!'," kata O'Brien.
Kota Sousse merupakan salah satu kota di Tunisia yang paling populer, menawarkan wisata pantai yang indah yang mampu menarik wisatawan dari Eropa dan negara Afrika Utara lainnya.
Serangan ini menggemparkan publik, karena menjadi serangan terbesar kedua bagi Tunisia pada tahun ini, dan terjadi di saat bulan Ramadan, ketika mayoritas Muslim di negara ini tengah menjalankan ibadah puasa.
Serangan serupa sebelumnya terjadi pada Maret lalu, ketika sekelompok militan bersenjata menyerang Museum Bardo di ibu kota Tunis. Serangan tersebut menewaskan sekelompok wisatawan asing dan disebut-sebut sebagai alah satu serangan terburuk dalam dekade terakhir di negara Afrika Utara.
(ama/ama)