Manila, CNN Indonesia -- Lebih dari 100 siswa sekolah dasar Guelew, Filipina dibawa ke rumah sakit karena diduga keracunan makanan setelah mereka menyantap permen karet rasa buah. Kejadian ini dikonfirmasi oleh petugas kesehatan setempat.
Direktur Rumah Sakit Provinsi Pangasinan, Policarpio Manuel, mengatakan ratusan anak dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 10 pagi pada Kamis (2/7).
Ruang gawat darurat rumah sakit pun dipenuhi para orang tua yang panik, meminta dokter untuk segera menangani anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manuel menyatakan para siswa SD Guelew di wilayah Barangay Guelew merasa lemas dan mengeluh karena merasakan sakit perut.
"Kita harus mengumumkan Kode Biru, yang berarti semua dokter dan suster dipanggil untuk menangani masalah ini," kata dia.
Juru Bicara Polisi Provinsi Barangay Guelew, Ferdinand de Asis, memaparkan para siswa menunjukkan gejala sakit perut pada pukul 9 pagi, setelah mereka memakan permen karet yang mereka beli dari sebuah toko di dekat sekolah.
Seorang guru dari sekolah itu, Christopher Macasias, mengatakan setelah menghadiri upacara bendera, semua murid masuk ke kelas dengan membawa bungkusan permen karet serupa dengan rasa yang berbeda.
Ketika mereka mulai muntah dan merasakan sakit perut, para guru langsung memanggil Jeepneys, sebuah alat transportasi terkenal di Filipina, untuk membawa mereka ke Rumah Sakit Provinsi Pangasinan.
"Kita melihat permen karetnya dan ternyata permen ini kotor, bau dan rasanya pahit. Tanggal kadaluarsanya sudah hilang tergores," kata Macasias.
Anak-anak tersebut membeli permen karet ini dengan harga 2 peso atau sekitar Rp 1,600. "Hal ini mengagetkan, karena saya mengetahui harga asli dari permen karet ini, yaitu kisaran 30 peso," tambahnya.
"Anak-anak ini mungkin tertarik dengan pengemasan permen yang penuh warna dan juga sangat murah," tutur Macasias.
De Asis menyatakan 65 anak berada di bawah observasi di Rumah Sakit Pangasinan, sedangkan 45 lainnya sudah menjalani perawatan, serta 3 lainnya berada di rumah sakit yang berbeda karena kapasitas yang terbatas.
Krisel Rosario, murid kelas 4 SD, dipaksa untuk membeli permen karet tersebut karena lezat rasanya. Akhirnya, dia membeli satu kotak penuh dan membagikannya dengan teman-teman sekelasnya.
Petugas Kesehatan San Carlos, Edwin Guinto, mengatakan bahwa sampel permen karet ini akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk di tes laboratorium.
(ama/stu)