Bahan Peledak di Markas Militer Perancis Dicuri

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jul 2015 17:40 WIB
Setumpuk bahan peledak, 180 detonator dan sekitar 40 granat dicuri dari sebuah pangkalan militer di Kota Miramas, Perancis selatan.
Hingga saat ini, pihak berwenang Perancis masih menyelidiki pencurian ini, dan masih menghitung jumlah peralatan militer yang hilang. (Reuters/U.S. Air Force)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setumpuk bahan peledak, 180 detonator dan sekitar 40 granat dicuri dari sebuah pangkalan militer di Kota Miramas, Perancis selatan.

Dilansir dari media Perancis, The Local, pencurian ini diperkirakan terjadi pada Ahad (5/7) malam. Pencuri memasuki markas militer dengan memotong pagar berduri.

Hingga saat ini, pihak berwenang Perancis masih menyelidiki pencurian ini, dan masih menghitung jumlah peralatan militer yang hilang. Terdapat kemungkinan sejumlah perangkat militer lainnya juga raib.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan Reuters, sumber yang dekat dengan penyelidikan memaparkan pencurian bahan peledak ini pertama kali diketahui pada Senin (6/7) di Miramas, markas militer dengan luas 200 hektar yang berfungsi sebagai platform logistik untuk operasi eksternal tentara Perancis.

Penyelidikan pencarian juga dibantu oleh rekaman sejumlah kamera pengintai yang ditempatkan di sekitar markas militer. Namun, rincian rekaman tersebut belum diungkap.

Hingga saat ini, juru bicara militer Perancis belum memberikan komentar atau merilis pernyataan terkait insiden ini.

Walikota setempat, Frederic Vigouroux, menyatakan sangat prihatin atas kejadian ini. "Ini adalah tempat yang dijaga dengan ketat dan aman. (Pencurian) ini meresahkan warga," kata Vigouroux, dikutip dari The Local.

Meskipun belum ada pernyataan terkait pelaku pencurian, pihak berwenang memfokuskan penyelidikan kepada organisasi kejahatan internasional, meskipun tidak menutup kemungkinan pencurian dilakukan oleh anggota militan atau lone wolf, individu yang teradikalisasi sendiri lewat internet.

Pencurian tersebut terjadi di tengah upaya peningkatan keamanan oleh pemerintah Perancis pasca serangan di sebuah pabrik gas, di mana seorang terduga militan memenggal kepala bosnya dan menancapkannya di pagar di depan pabrik, akhir Juni lalu.

Keamanan Perancis juga menjadi sorotan sejak serangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo dan sejumlah tempat lainnya selama tiga hari pada Januari lalu, yang menewaskan total 17 jiwa. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER