Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pesawat wisata jatuh di Alaska, Amerika Serikat, bulan lalu, menewaskan delapan penumpang dan satu pilot. Tim penyidik federal mengkonfirmasi pada Selasa (7/7) bahwa penyebab dari terjadinya insiden tersebut adalah kondisi penglihatan pilot yang kurang baik akibat hujan dan awan lebat, sebelum akhirnya jatuh di pegunungan.
Baca: Pesawat Berpenumpang Delapan Orang Jatuh di AlaskaPada 25 Juni, pesawat The DeHavilland DHC-3 yang sedang membawa penumpang dalam sebuah tur di Misty Fjords di dekat Danau Ella, sekitar 39 km timur laut Ketchikan, lokasi wisata populer di musim panas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS , pesawat sedang dalam perjalanan kembali ke pangkalan ketika cuaca membuat pilot tak dapat melihat jelas.
Lebih lanjut, tidak ada kesimpulan maupun pihak yang disalahkan atas jatuhnya pesawat di dalam laporan tersebut. Badan Keselamatan mengatakan akan melakukan kajian komprehensif dari pesawat setelah puing-puingnya dibawa ke Ketchikan.
 Pesawat itu jatuh di lokasi yang terpencil dan medan yang sulit. (Reuters/NTSB/Handout) |
Promech Air, perusahaan travel dari tur tersebut, tidak langsung memberikan komentar terkait jatuhnya pesawat mereka.
Disinyalir, ketika jatuh, pesawat langsung menancap di pohon dan mengambang dengan keadaan terbelah dua, menewaskan semua orang yang ada di dalam pesawat.
Saat kecelakaan terjadi, angin sedang berhembus 42 km per jam, dengan awan hitam di ketinggian 1,200 kaki serta cuaca yang mendung pada ketinggian 2,700 kaki.
Pesawat jatuh di lokasi yang terpencil, dengan visibilitas rendah, membuat evakuasi penumpang dan pengangkutan bangkai pesawat terhambat saat itu.
(stu)