Fukushima, CNN Indonesia -- Lebih dari 7.000 penduduk di sebuah kota di Fukushima akhirnya boleh pulang setelah dievakuasi lebih dari empat tahun akibat bencana nuklir pasca gempa dan tsunami pada 2011.
Diberitakan Telegraph, Rabu (8/7), 7.401 warga kota Naraha akan menjadi yang pertama diperbolehkan kembali ke rumah pada 5 September mendatang. Izin pemerintah ini dikeluarkan setelah dilakukan pengujian kadar radiasi di udara yang telah mereda.
Mereka adalah sebagian kecil dari 300 ribu warga yang dievakuasi setelah pembangkit listrik Fukushima meledak akibat gempa. Radiasi tingkat tinggi di wilayah itu bisa memicu penyakit seperti kanker, menjadikannya tragedi nuklir terbesar setelah Chernobyl.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tidak diketahui berapa orang warga kota Naraha, yang terletak 3,2 km dari reaktor nuklir, yang bersedia kembali ke rumah mereka. Selain khawatir dampak radiasi, sebagian dari mereka juga enggan harus memulai kehidupan dari nol, membangun kota dari awal.
"Tidak ada toko-toko, tidak ada dokter. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan," kata seorang warga Naraha.
Rehabilitasi kota Naraha agar bisa kembali ditinggali dimulai Maret lalu setelah pemerintah mengumumkan pembersihan radiasi nuklir rampung. Kontaminasi radiasi di wilayah itu turun 60 persen menjadi 0,3 microsievert per jam dibanding angka tahun 2011.
Sebulan setelahnya, sebagian warga diminta pulang selama tiga bulan untuk persiapan pindah permanen saat perintah evakuasi dicabut.
Sebanyak 683 orang dari 326 keluarga ikut serta dalam inisiatif ini.
Pekan ini, pemerintah mengonfirmasi tanggal 5 September warga Naraha boleh pulang dan tinggal selamanya. Hal ini disampaikan pemerintah setelah mendapat verifikasi soal tingkat radiasi di udara dan pengawasan pembangunan infrastruktur serta berkonsultasi dengan warga.
(den)