Biksu Ternama Tibet Dituntut atas Kasus Pencucian Uang

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 18:02 WIB
Salah seorang biksu terkenal di Tibet, yang diyakini berpotensi untuk menjadi penerus Dalai Lama, akan dituntut karena terlibat kasus pencucian uang.
Biksu Trinley yang masih berusia 30 tahun membantah bahwa ia telah melakukan tindakan pencucian uang. Ia mengatakan bahwa uang yang ditemukan di biara itu adalah sumbangan dari umat yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. (Dok. Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah seorang biksu terkenal di Tibet, yang diyakini berpotensi untuk menjadi penerus Dalai Lama, akan dituntut karena terlibat kasus pencucian uang.

Pada sidang dengar pendapat di pengadilan tinggi Himachal Pradesh pada Rabu, hakim mengeluarkan perintah bagi otoritas penegak hukum untuk menjalankan proses pidana terhadap Karmapa Urgyen Trinley setelah ditemukan uang sekitar US$1 juta dalam mata uang asing di biara biksu empat tahun silam.

Walaupun tuduhan konspirasi kriminal diajukan segera setelah penemuan itu, namun, pada 2012, pengadilan distrik membatalkan kasus tersebut. Namun pada Rabu, banding kembali diajukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perintah tidak jelas yang keluar pada 21 Mei 2012 itu, yang disahkan oleh hakim peradilan Una, dibatalkan dan diberhentikan," ujar Hakim Sureshwar Thakur mengutip dari berita sidang, dilansir Channel NewsAsia.

Kepala Kepolisian setempat, Anupam Sharma mengkonfirmasi bahwa tahap pertama untuk menuntut kasus ini sudah mulai berjalan.

"Kita sudah membuat laporan terkait kasus ini di pengadilan," ujar Sharma kepada AFP, yang berarti polisi sudah mengajukan bukti terhadap terdakwa kepada pengadilan, Kamis (9/7).

Pada Januari 2011, di sebuah biara di Dharamsala, India, penyelidik menemukan surat berharga dari 26 mata uang yang berbeda, termasuk uang dalam mata uang yuan China senilai US$100 ribu.

Razia terjadi setelah polisi menghentikan sebuah mobil yang membawa banyak orang dan dikendarai oleh dua orang. Ketika diinterogasi, kedua orang tersebut mengatakan bahwa uang itu dimaksudkan untuk membayar kesepakatan tanah yang melibatkan biksu Trinley.

Biksu Trinley yang masih berusia 30 tahun membantah bahwa ia telah melakukan tindakan pencucian uang. Ia mengatakan bahwa uang yang ditemukan di biara itu adalah sumbangan dari umat yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Trinley juga membantah bawa dirinya terlibat dalam transaksi tanah.

Padahal, biksu Trinley sangat dihormati oleh umat Buddha Tibet. Ia melarikan diri dari Tibet ketika berumur 14 tahun, lalu sampai di India setelah melakukan perjalanan kaki dan menunggang kuda melalui Himalaya.

Sejak melarikan diri, ia tinggal di Biara Gyuto di Dharamshala. Wilayah tersebut menjadi pusat pemerintahan warga Tibet di pengasingan.

Trinley diakui oleh China dan Dalai Lama sebagai reinkarnasi Karmapa Lama, kepala Karma Kagyu, salah satu dari empat sekolah utama Buddha Tibet.

Ia disebut-sebut bisa menggantikan Dalai Lama yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Kemunculannya dengan Dalai Lama telah menimbulkan spekulasi bahwa dia akan menjadi penerus dari pemenang nobel perdamaian dunia tersebut.

Juru bicara Trinley, Kunzang Chungyalpa, mengatakan bahwa Trinley tak begitu mempercayai sistem peradilan di India.

"Dia sangat percaya bahwa kebenaran akan menang pada akhirnya," kata Chungyalpa. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER