Penyelundup Kokain Temukan Rute Baru di Asia Selatan

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2015 17:59 WIB
Pengiriman kokain terbesar di Asia berhasil disita di pelabuhan Bangladesh, memberikan sinyal kartel narkoba melebarkan bisnis mereka ke Asia Selatan.
Pengiriman kokain terbesar di Asia berhasil disita di pelabuhan Bangladesh, memberikan sinyal kartel narkoba melebarkan bisnis mereka ke Asia Selatan. (Ilustrasi/Getty Images/Ximagination)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pengiriman kokain terbesar di Asia disita oleh polisi di pelabuhan Bangladesh akhir bulan lalu. Disinyalir, paket tersebut akan dikirim ke India, memberikan sinyal bahwa kartel narkoba sudah melebarkan rutenya ke Asia Selatan.

Masih belum jelas apakah India menjadi destinasi terakhir dari paket kokain yang bernilai US$14 juta atau sekitar Rp186 miliar, atau hanya menjadi tempat persinggahan sebelum dikirimkan negara lainnya di Asia dan Eropa.

"Mereka (penyelundup) ingin mengalihkan paket narkoba tersebut ke India ketika paket tersebut tertahan di Chittagong, Bangladesh," kata petugas polisi Bangladesh, Mohammed Kamruzzaman, sembari menambahkan bahwa ada sumber yang dapat membuktikan paket tersebut tengah menuju ke sebuah pelabuhan di India.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, satu hal yang jelas dari peristiwa ini adalah penyelundupan narkoba dalam jumlah besar menjadi suatu hal yang kerap terjadi.

Selama tiga bulan terakhir, sumber polisi India dan luar negeri menyatakan bahwa penyelundup asal Amerika Latin dan Afrika membawa jumlah paket narkoba dalam skala besar yang kemudian disita oleh kepolisian setempat. Sementara di Kathmandu, penyeludupan narkoba mulai bermunculan.

Penyitaan ini menguatkan dugaan bahwa negara-negara di Asia Selatan dijadikan tempat persinggahan paket narkoba tersebut, oleh kelompok penyelundup narkoba yang terorganisir dari Amerika Latin.

Kelompok penyelundup ini diduga ingin menyembunyikan jejak mereka dari pasar narkoba Amerika Serikat dan Eropa, memanfaatkan sistem keamanan yang lemah di berbagai pelabuhan di kawasan Asia Selatan.

Kartel penyelundupan narkoba yang terkenal macam Pacific Cartel atau Sinaloa dari Meksiko melihat Asia sebagai pasar yang tengah berkembang. Mereka diperkirakan melebarkan operasi hingga ke Australia, Hong Kong dan Filipina dalam beberapa tahun terakhir.

Terkait hal ini, PBB meyakini bahwa banyak paket kokain yang dikirim melalui Asia Selatan tanpa terdeteksi.

"Ini adalah panggilan untuk kita," kata Christina Albertin, perwakilan kantor PBB bagian narkoba dan kriminal (UNODC) untuk Asia Selatan.

Hingga kini, operasi lembaga anti-narkoba di Asia Selatan memfokuskan misi mereka kepada penyelundupan heroin dan narkoba sintetik, terutama dari Afghanistan, negara penghasil 90 persen opium dunia.

Namun, penyelundupan narkoba baru-baru ini mengagetkan berbagai lembaga anti-narkoba. UNODC telah melatih para petugas di pelabuhan di Chittagong untuk melacak kargo yang mencurigakan dan memberikan mereka perlengkapan uji coba obat-obatan terlarang.

Pasar yang berkembang

Penggunaan kokain, memang masih rendah di Asia, dibandingkan di Eropa dan Amerika Utara. Akan tetapi, penggunaan kokain di Asia berkembang makin pesat.

"Kartel narkoba asal Amerika Latin merupakan kelompok yang terorganisir, dan tengah sedang mencari pasar baru, khususnya untuk menjual produksi kokain dan metamfetamin," kata perwakilan UNODC dari Meksiko, Antonio Mazzitellu.

"Asia kini menjadi pasar (obat-obatan terlarang)," katanya.

Di India, penyitaan narkoba hampir meningkat tiga kali lipat sejak 2009 sampai 2013, menurut Biro Narkotika India.

"Angka tersebut menurun tahun lalu, akan tetapi menujukkan peningkatan beberapa bulan terakhir," kata Biro Narkotika India terkait dengan penyitaan narkoba disana.

Salah seorang warga negara Peru sebagai contohnya, ia tertangkap pada Juni lalu dengan satu kilo narkoba yang disembunyikan di tasnya, dan telah mengunjungi India selama empat kali.

Menurut laporan polisi setempat, narkoba tersebut disinyalir digunakan oleh penduduk lokal dari wilayah Bengalaru, Delhi dan Mumbai.

Rute jalan

Awal bulan Mei, salah satu petugas bea cukai yang bertindak sebagai informan badan intelijen Inggris, menyita 107 barel plastik biru berisikan minyak bunga matahari dari sebuah kontainer di salah satu pelabuhan teramai di Bangladesh.

Ternyata, setelah diselidiki, minyak tersebut mengandung antara 60 sampai 100 kilogram kokain.

Kokain tersebut kemungkinan berasal dari Bolivia, sebuah negara yang tercatat sebagai sumber untuk minyak bunga matahari dan produsen kokain terkemuka.

Kokain tersebut dikirim dari Uruguay ke Singapura pada 30 Maret dalam sebuah kontainer yang menurut polisi Bangladesh dimiliki oleh sebuah perusahaan beranama South Freight Logistics.

Kemudian kontainer tersebut dipindahkan ke sebuah kapal yang lebih kecil dan berlayar ke Chittagong.

Beberapa karyawan yang bekerja untuk South Freight Logistics tidak masuk kerja sehingga tidak diwawancara terkait hal tersebut. Perusahaan tersebut juga menolak memberikan komentar soal paket pengiriman narkoba tersebut. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER