Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh orang staf yang bekerja di penjara dengan keamanan tingkat tinggi di Meksiko dituduh membantu gembong narkoba Joaquin “El Chapo” Guzman melarikan diri minggu lalu.
Para pekerja penjara itu akan ditahan di negara bagian Guanajuato sementara penyelidikan terkait kaburnya El Chapo terus berlangsung, kata jaksa agung Meksiko pada Jumat (17/7) dalam sebuah pernyataan.
CNN melansir, pada Kamis, Menteri Dalam Negeri Meksiko, Miguel Angel Osorio Chong mengatakan bahwa pada malam El Chapo melarikan diri, penjaga perlu waktu 18 menit untuk tiba di selnya setelah mereka El Chapo tak terlihat di kamera pengawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyelidik juga mencoba untuk mencari tahu apakah lambannya penjaga untuk tiba di sel El Chapo berkontribusi pada keberhasilan raja narkoba paling terkenal dunia itu membobol penjara pada 11 Juli lalu.
“Babian itu adalah yang sedang diteliti oleh kantor kejaksaan agung, apakah waktu memenuhi protokol,” kata Chong.
El Chapo, melarikan diri melalui sebuah terowongan sepanjang 1,6 km yang berawal dari bawah penjaranya menuju bangungan terbengkalai di luar penjara.
Parahnya, ini bukan pertama kali. Sebelumnya, El Chapo atau “Si Pendek”, pernah melarikan diri dari penjara Meksiko pada 2001 lewat kereta penatu. Ia baru ditemukan lagi 13 tahun kemudian.
Kamera penagwasan yang diletakkan di sel El Chapo merekam aktivitasnya 24 jam sehari. Namun kamera itu memiliki dua titik buta yang ditujukan untuk menjaga privasinya.
Rekaman kamera pengawasan yang dirilis oleh pemerintah Meksiko menunjukkan EL Chapo menunduk dua kali sebelum akhirnya menghilang di bawah tempat mandi di dalam selnya.
Chong yakin bahwa ada orang dalam yang terlibat dan membantu El Chapo, dan ia telah memecat kepala penjara dan dua pejabat berwenang lainnya.
Otoritas Meksiko mengumumkan mereka akan memberi imbalan sebesar US$3,8 juta (Rp 50,8 miliar) untuk tiap informasi yang berujung pada penangkapan sang raja narkoba.
(stu)