Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat penegak hukum Amerika Serikat bertemu dengan sejumlah agen dari kantor Jaksa Agung Meksiko pekan ini untuk berbagi informasi dan mendiskusikan kemungkinan kerja sama demi menangkap gembong narkoba terkenal Joaquin "El Chapo" Guzman, yang kabur dari penjara dengan tingkat keamanan tinggi untuk kedua kalinya pada akhir pekan lalu.
Pertemuan itu terjadi antara perwakilan dari Biro Investigasi Federal, atau FBI, dan Administrasi Pelaksana Obat-obatan, atau DEA, dengan para pejabat penegak hukum Meksiko di Mexico City pada Senin (13/7), atau dua hari setelah kaburnya El Chapo.
(
Baca juga: Geram, AS Siap Bantu Meksiko Temukan Chapo Guzman)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber dari Meksiko yang enggan disebut namanya, para pejabat ini bertemu. AS, sebagai negara tetangga, mendiskusikan upaya yang relevan untuk membekuk Guzman.
Meksiko telah lama berusaha untuk membatasi peran Amerika terhadap masalah keamanan nasional. Meski demikian, terkait kasus El Chapo, pemerintah Meksiko menerima kritik keras karena tidak mengekstradisi bos narkoba itu ke AS ketika berhasil ditangkap pada 2014 lalu.
Padahal, sesaat sesudah penangkapan Chapo Guzman kala itu, Jaksa AS telah meminta Meksiko untuk mengekstradisinya ke AS. Washington bahkan dilaporkan telah meminta secara resmi ekstradisi Chapo Guzman.
Namun Meksiko menanggapi dingin desakan AS tersebut dan bersikukuh bahwa Guzman akan menjalani hukumannya di penjara Meksiko.
Selain itu, Menteri Dalam Negeri Meksiko, Miguel Angel Osorio Chong pekan ini membantah menerima laporan dari otoritas AS bahwa Guzman berencana akan melarikan diri.
Hingga saat ini belum ada informasi soal keberadaan Guzman. Ketika berhasil kabur dari penjara untuk pertama kali pada 2001, Guzman pergi ke markas kartel Sinaloa di Mazatlan. Pada Februari 2014, dia berhasil ditangkap kembali.
Di bawah kepemimpinan Chapo Guzman, kartel Sinaloa menjadi kartel narkoba paling dominan di Meksiko. Kartel ini disinyalir telah menyelundupkan narkoba seharga miliaran dolar Amerika Serikat, menyebabkan ribuan orang tewas.
Kaburnya Chapo Guzman untuk untuk kedua kalinya juga memberikan sinyal korupsi di tubuh aparat penegakan hukum Meksiko dan tamparan keras bagi pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto yang tengah berupaya menindak kejahatan kartel narkoba.
(ama/stu)