WAWANCARA KHUSUS

Tak Hanya Uni Eropa, Turki Juga Ingin Masuk ASEAN

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Senin, 03 Agu 2015 15:05 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya kini sangat terbuka untuk melakukan negosiasi kerja sama demi mendorong kemajuan Turki sendiri.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya kini sangat terbuka untuk melakukan negosiasi kerja sama demi mendorong kemajuan Turki sendiri. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hingga kini masih menunggu keputusan Uni Eropa untuk mengikutsertakan negaranya masuk ke dalam komunitas mereka. Sembari menunggu, Erdogan juga berupaya menjadi anggota Shanghai Cooperation Organization atau SCO dan bergabung dengan ASEAN.

Dalam wawancara eksklusif bersama wartawan CNN Indonesia Desi Anwar, Sabtu (1/8), Erdogan mengaku telah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping untuk membahas keinginan Turki tersebut. Ia mengatakan bahwa pertemuan ini menjadi kesempatan baru bagi negaranya untuk membuka pintu negosiasi demi mendorong kemajuan Turki sendiri.

"Kami merupakan negara berkembang. Sama seperti Indonesia yang merupakan negara terkemuka, Turki juga berkomitmen untuk memberikan kedaulatan bagi generasi bangsa kami di masa depan," ujar Erdogan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang potensial, dan Turki memiliki masa depan yang cerah," lanjutnya.

Saat ini, Erdogan mengungkapkan bahwa masyarakat Turki sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk kerja sama di bidang ekonomi dan keamanan.

Selain ingin menjadi anggota SCO, Turki juga berupaya untuk menjadi anggota ASEAN untuk mendorong Turki menjadi negara maju. "Kami saat ini berada dalam kelompok ASEAN dan kami berkeinginan untuk bergabung," ujar Erdogan.

Hubungan antara Turki dan ASEAN terjalin ketika Turki menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN di Asia Tenggara (TAC) pada 23 Juli 2010. Semenjak itu, kerja sama antara Turki dan negara-negara ASEAN semakin meningkat dan positif.

ASEAN merupakan organisasi regional kawasan Asia Tenggara yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam dan Myanmar. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regional.

Selain bersama anggota inti, ASEAN juga menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara serta organisasi atau lembaga sub-regional, regional dan internasional.

Kerja sama tersebut terbentuk dalam komunitas ASEAN Plus 1, ASEAN Plus 3 dan East ASEAN Summit (EAS). Negara atau lembaga yang termasuk ke dalam komunitas ini adalah Australia, Kanada, China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat, UNDP dan Pakistan.

Salah satu komunitas internasional yang saat ini diikuti oleh Turki adalah NICTA, Organisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional milik pemerintah Australia. Di dalam NICTA, Turki banyak melakukan kerja sama bersama dengan negara anggota lain, seperti Indonesia, Malaysia, Korea Selatan dan Australia.

Uni Eropa masih meragukan Turki sebagai anggota komunitas ini. Menurut mereka, ada beberapa standar Uni Eropa yang masih belum bisa dipenuhi oleh Turki, salah satunya soal keamanan negara. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER