Erdogan: Turki Cukup Berkontribusi untuk Pengungsi

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Jumat, 31 Jul 2015 18:11 WIB
Dibandingkan negara di Eropa, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengaku negaranya sangat berkontribusi sosial karena menerima 2 juta pengungsi dari negara konflik.
Dibandingkan negara di Eropa, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengaku negaranya sangat berkontribusi sosial karena menerima 2 juta pengungsi dari negara konflik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai negaranya telah memberikan kontribusi sosial cukup besar di dunia, terutama soal penanganan pengungsi dari negara-negara konflik.

Dalam kuliah umum di kantor Lembaga Ketahanan Nasional Jakarta, Jumat (31/7), Erdogan mengungkapkan bahwa pemerintahannya berani menerima keberadaan dua juta pengungsi asal Irak dan Suriah. Sikap ini diambil lantaran keprihatinan dan rasa tanggung jawab Turki sebagai negara bermartabat.

"Namun jika melihat negara-negara Eropa, yang Anda temukan adalah bahwa mereka tidak bisa menerima 200 ribu pengungsi ke negara mereka, terlebih lagi para pengungsi yang mencoba menyeberang ke Eropa dan pada akhirnya justru tenggelam di lautan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan sangat menyayangkan sikap negara-negara di Benua Biru tersebut yang seakan tidak mau berkontribusi sosial membantu negara lain yang kesulitan.

"Saat ini kita menghadapi berbagai ancaman menyusul beragam kekacauan yang mengelilingi kita. Tetapi, kita semua ini bersaudara," lanjutnya.

Pemerintah Turki kerap menerima gerombolan pengungsi yang kabur dari Irak dan Suriah. Mereka diamankan oleh otoritas keamanan Turki untuk kemudian ditampung.

"Ini adalah kewajiban sosial kami dan kewajiban ini menjadi perhatian kami sebagai pemeluk Islam," ujar Erdogan.

Saat ini, pemerintah Turki dan Amerika Serikat sedang berencana untuk membentuk zona bebas ISIS di wilayah utara Suriah. Zona aman ini rencananya ditujukan sebagai tempat pengungsi Suriah bernaung sekaligus menjauhkan mereka dari ancaman kelompok militan ISIS.

Sejauh ini, Turki menjadi negara yang memanggul beban paling berat lantaran menerima sekitar dua juta pengungsi asal Irak dan Suriah. Jumlah pengungsi yang tidak sedikit ini, menurut Erdogan, sontak menimbulkan kekhawatiran mengenai konflik antara pengungsi dan warga asli Turki.

Baru-baru ini Turki meminta dukungan moral dari sejumlah negara anggota NATO mengenai serangan udara Turki ke markas ISIS di Suriah. Serangan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kestabilan negara mereka yang terancam, menyusul insiden bom bunuh diri yang terjadi di sebuah taman budaya di Suruc, kota perbatasan Turki. Akibat insiden ini, setidaknya 32 orang tewas dan mayoritas mereka adalah aktivis mahasiswa.

Pemerintah Turki yakin bahwa insiden ini adalah ulah ISIS. Ia pun kemudian mengambil sikap dengan melancarkan sejumlah serangan darat dan udara ke wilayah Suriah yang diduga menjadi markas ISIS.

Meski telah bergabung bersama koalisi pimpinan AS untuk melawan ISIS, serangan udara ke Suriah belakangan ini merupakan aksi militer pertama yang dilakukan oleh pemerintah Turki dalam memberantas ISIS. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER