Jakarta, CNN Indonesia -- Drone bersenjata milik Amerika Serikat dikabarkan telah memulai serangan udara pertama ke wilayah ISIS di Suriah utara, pada Rabu (5/8).
"Sebuah drone AS hari ini melakukan serangan udara di Suriah, di dekat Raqqa," kata seorang pejabat Turki. Raqqa adalah kota di Suriah yang dianggap sebagai ibu kota kelompok ISIS.
Diketahui, dari cara kerjanya Drone tersebut lepas landas dari pangkalan udara Incirlik milik Turki, yang berlokasi berlokasi di wilayah Selatan yang sebelumnya telah dibuka untuk Militer AS agar dapat lebih mudah menyerang wilayah ISIS di Suriah.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berjanji bahwa Turki juga akan segera melancarkan serangan terhadap militan ISIS di utara Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kita sedang melatih dan memberikan senjata kepada para pemberontak di Suriah bersama dengan AS, dan kita juga akan memulai pertempuran kita dengan Daesh (ISIS) secepatnya," kata Cavusoglu kepada wartawan sebelum melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Asal tahu, Kerry dan Cavusoglu pernah bertemu di Kuala Lumpur, Malaysia. Ketika itu kedua belah pihak sedang menghadiri pertemuan keamanan regional yang diselenggarakan oleh 10 negara Asia Tenggara.
"Dengan harapan agar mereka (pemberontak moderat Suriah) yang sedang bertempur melawan ISIS menjadi lebih aman," ia menambahkan.
Pemerintah AS sudah sejak lama mendorong Turki untuk melakukan serangan terhadap ISIS, namun sejak awal kampanye serangan udara, Turki tampak enggan berpartisipasi aktif.
Situasi berubah ketika mulai terjadi beberapa serangan mematikan di Turki, yang diduga kuat dilakukan ISIS.
Semenjak itu, Turki melancarkan beberapa serangan udara terhadap militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan ISIS.
Akan tetapi, para pengamat mengatakan Turki lebih banyak melancarkan serangan udara terhadap PKK, bukannya ISIS.
Turki, berbagi perbatasan sepanjang 800 km dengan Suriah, dan berbatasan langsung dengan wilayah yang dikuasai oleh ISIS.
(stu)