Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa bulan belakangan, gelombang panas saat ini melanda berbagai negara, tak terkecuali di Yordania. Departemen Meteorologi Yordania, JMD, memperkirakan gelombang panas akan terus berlangsung selama pekan ini. Di jalan-jalan, polisi membagikan air minum kepada para pengendara mobil.
Dikutip dari Jordan Times, gelombang panas menghampiri Yordania sejak Sabtu lalu, menandakan kondisi cuaca yang tidak stabil. Hujan ringan terakhir turun di Tafileh, Qatraneh, Karak dan Duleil daerah Zarqa pada Ahad (2/8) lalu.
Sementara, daerah bagian tenggara dan timur di Yordania dilanda badai debu dengan jarak pendang rendah, menyebabkan penundaan sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Queen Alia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JMD menyatakan cuaca yang panas dan tingginya tingkat kelembapan membuat cuaca tidak menentu. Suhu di ibu kota Amman mencapai 42 derajat Celcius. Suhu ini mendekati rekor suhu terpanas di Amman, yaitu 42,8 derajat Celsius ketika gelombang panas terlama melanda Yordania pada 1932.
JMD juga memaparkan bahwa gelombang panas kali ini dipengaruhi oleh perubahan iklam dan pemanasan suhu bumi.
Raed Al Khattab, kepala bagian peramalan cuaca JMD menyatakan bahwa hujan badai akan mulai mereda sejak pertengahan pekan ini. Daerah perbukitan Yordania juga diperkirakan akan lebih panas beberapa hari ke depan, dengan kemungkinan kecepatan angin meningkat di wilayah barat laut.
Gelombang panas juga menyebabkan pergeseran jam-jam sibuk yang berakibat pada bergesernya pola kemacetan jalan-jalan protokol di Amman, yang kini terjadi pada sore hingga pukul 9 malam.
Kemacetan juga terjadi di jalan yang menjadi akses sejumlah mal dan tempat hiburan lainnya yang menyediakan pendingin ruangan. Sementara pada siang hari, polisi lalu lintas di Amma berinisiatif membagikan air minum gratis kepada para pengguna jalan.
Gelombang panas juga menerpa negara lain di Timur Tengah sepekan terakhir. Salah satunya Irak dengan panas mencapai 49 derajat Celcius dalam delapan hari berturut-turut hingga Minggu pekan lalu.Peningkatan temperatur ini adalah bagian dari "kubah panas" regional, sebuah daerah bertekanan tinggi yang menyebabkan naiknya suhu udara dan berlangsung selama beberapa hari.Juni lalu, cuaca di Pakistan sangat panas sehingga menewaskan lebih dari 600 orang hanya dalam waktu tiga hari. Kematian terbanyak akibat sengatan panas di suhu mencapai 45 derajat Celcius terjadi di kota Karachi.April hingga Mei tahun ini, India mengalami gelombang panas selama lima pekan, korban tewas tembus hingga 2.000 orang. (ama/stu)