Gelombang Panas, Polandia Batasi Listrik bagi Industri

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 09:50 WIB
Suhu di Polandia pekan ini mencapai 39 derajat Celcius, memaksa pihak berwenang membatasi listrik untuk industri karena kurangnya air.
Suhu di Polandia pekan ini mencapai 39 derajat Celcius, memaksa pihak berwenang membatasi listrik bagi industri karena kurangnya air. (Ilustrasi/Reuters/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gelombang panas telah memaksa pihak berwenang Polandia untuk memotong pasokan listrik untuk industri untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Perdana Menteri Polandia Ewa Kopacz menyebut situasi ini "sangat serius”. Ramalan cuaca menunjukkan suhu tinggi akan bertahan dalam beberapa hari mendatang. Dia menambahkan bahwa ia melihat tak ada risiko dalam membatasi konsumsi energi untuk rumah tangga saat ini.

Perusahaan tambang tembaga terbesar kedua di Eropa, KGHM Polandia, mengatakan mereka kemungkinan harus mengekang produksi. Unit lokal dari dunia pembuat baja terbesar di dunia, ArcelorMittal, juga menghentikan beberapa operasinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Isu yang paling penting sekarang adalah untuk mempertahankan produksi operasi utama kami, karena jika dihentikan akan mengakibatkan kerusakan permanen,” kata juru bicara ArcelorMittal, Sylwia Winiarek.

Gelombang panas dan kurangnya hujan berdampak pada kurangnya jumlah air yang dibutuhkan untuk mendinginkan pembangkit listrik tenaga batu bara, yang memasok 90 persen listrik Polandia. Negara ini memiliki hampir tak memiliki pembangkit energi tenaga surya.

Suhu di Polandia mencapai 30 derajat Celsius pekan lalu dan dapat mencapai 39 derajat minggu ini, menurut lembaga meteorologi Polandia.

Operator jaringan listrik nasional Polskie Sieci Elektroenergetyczne (PSE) memperlihatkan kemungkinan batas paling tajam terjadi pada konsumsi energi bagi konsumen energi—lebih dari 300kW.

"Ini adalah fenomena ekstrem," kata Kepala PSE, Henryk Majszczak. "Kami merekam suhu udara yang tinggi dan kurangnya angin, yang (harusnya) dapat digunakan oleh pembangkit angin."

PSE mengatakan batas konsumsi energi ditetapkan dari 08.00 sampai 20.00 GMT pada Senin (10/8). Pekan lalu, PSE mengatakan bahwa jika terus berlangsung, gelombang panas dapat membuat operasi mereka berisiko.

Operator memperkirakan konsumsi energi dalam beberapa hari mendatang pada angka 22.000-22.200 MW, salah satu yang tertinggi yang pernah tercatat di puncak musim panas.

PSE mengatakan mereka membatasi ekspor listrik dan telah membeli listrik dari negara tetangga.

Wakil Perdana Menteri Polandia Janusz Piechocinski mengatakan ia telah meminta pemerintah untuk memperpanjang batas konsumsi energi bagi konsumen sampai dengan 30 Agustus.

Perusahaan kimia terbesar Polandia, Azoty, mengatakan batas penggunaan listrik dapat memaksa salah satu unit mereka mengurangi produksi sekitar 10 persen, tapi ini seharusnya tidak berakibat pada target produksi tahunan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER