Seoul, CNN Indonesia -- Korea Selatan menyatakan siap berunding soal pencabutan sanksi yang diminta Korut menyusul serangan angkatan laut tahun 2010 silam.
Diberitakan Reuters, Rabu (26/8), hal ini disampaikan oleh Korsel sehari setelah dua negara sepakat menghentikan ketegangan di perbatasan.
Korut dalam pertemuan kemarin menyatakan penyesalannya atas ranjau darat yang melukai tentara Korsel. Sementara Korsel sepakat akan menghentikan propaganda anti-Korut yang disampaikan dengan pengeras suara. Perundingan tersebut mengakhiri ketegangan dua negara yang sempat terlibat baku tembak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-hee, mengatakan mereka siap melakukan perundingan terbaru soal sanksi yang dijatuhkan terhadap Korut.
"Saat perundingan dilakukan, kami mengangkat isu 24 Mei yang mendapatkan perhatian dari Korut, dan saya kira bisa diatasi dengan dialog," ujar Jeong.
Jeong merujuk pada tanggal 24 Mei 2010 saat Korsel menjatuhkan sanksi yang memutus banyak kerja sama dengan Korut, termasuk pariwisata, perdagangan dan pemberian bantuan.
Sanksi dijatuhkan setelah Kapal Cheonan milik Angkatan Laut Korsel tenggelam pada 26 Maret 2010, diduga akibat ditembak torpedo oleh Korut, menewaskan 46 awak. Korut membantah tuduhan tersebut dan meminta pencabutan sanksi sebelum pembicaraan masalah ini dilakukan.
Korsel mendesak permintaan maaf dari Korsel sebagai syarat pencabutan sanksi. Namun belakangan pemerintah Seoul mulai mengendurkan syarat tersebut akibat desakan dari dalam negeri yang menuntut adanya dialog dengan Korut.
Dalam kesepakatan yang diperoleh dini hari pada Selasa kemarin, dua pihak sepakat membuka lebih banyak dialog untuk mendiskusikan berbagai masalah.
(stu)