Korea Utara Balas Propaganda Lewat 'Speakers'

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 11:34 WIB
Korea Utara memulai kembali propaganda anti-Korea Selatan lewat pengeras suara di sepanjang perbatasan setelah Korea Selatan melakukan aksi serupa.
Militer Korea Utara memperlihatkan lokasi ledakan ranjau di Zona Demiliterisasi yang dituduh dilakukan oleh Korea Utara. (Reuters/Yonhap/Kementerian Pertahanan Korea)
Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara memulai kampanye menyuarakan propaganda dengan pengeras suara di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan setelah negara itu memulai langkah yang sama sebagai balasan atas ledakan ranjau di Zona Demiliterisasi, DMZ.

Korea Utara memulai propaganda itu pada Senin (17/8), setelah sebelumnya menuntut Korea Selatan menghentikan siaran propaganda ke wilayahnya yang disebut sebagai “deklarasi perang” dengan ancaman aksi militer.

Ketegangan antara Pyongyang dan Seoul meningkat ketika pada Senin pasukan AS dan Korea Selatan memulai latihan bersama tahunan yang secara rutin diprotes Korea Utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 4 Agustus, dua tentara Korea Selatan terluka akibat ranjau darat di zona demiliterisasi yang dijaga ketat, dan Seoul mengatakan ranjau itu dipasang oleh Korea Utara. Namun Korea Utara membantah terlibat.

Seminggu kemudian, Korea Selatan mulai mempergunakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda berisi retorika anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan barat dan tengah. Kegiatan ini sebelumnya dihentikan oleh kedua pihak pada 2004.

“Kami tahu bahwa militer Korea Utara memulai kembali penyiaran propaganda anti-Korea Selatan dengan pengeras suara di sebagian perbatasan timur,” kata seorang pejabat kementerian Korea Selatan.

Pejabat itu menambahkan bahwa Korea Selatan berencana memperluas penyiaran propaganda tersebut, namun dia tidak memberi rincian karena alasan rahasia dalam perang psikologi.

DMZ adalah wilayah kantung selebar empat kilometer yang dipasangi ranjau dan kawat berduri di sepanjang semenanjung Korea. Kantung wilayah ini membagi kedua negara Korea itu sejak akhir Perang Korea 1950-1953.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan latihan militer bersama antara AS dan Korea adalah kegiatan rutin dan berjalan seperti direncanakan.

“Latihan itu terkait dengan peningkatan kemampuan sekutu dan memenuhi komitmen keamanan kami di sana, di wilayah dan di semenanjung. Tidak lebih dari itu,” ujarnya dalam jumpa pers rutin. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER