Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar pembajakan maritim pada Jumat (28/8) menyatakan sebuah kapal penangkap ikan asal Iran bernama Jaber beserta para awaknya melarikan diri setelah disekap selama lima bulan oleh bajak laut Somalia.
Dilaporkan Reuters, hingga saat ini belum jelas jumlah awak kapal Jaber yang melarikan diri. Kapal tersebut diyakini memiliki hingga 19 awak.
Kapal Jaber ditangkap pada 26 Maret, bersama dengan kapal nelayan Iran lain, Siraj. Para pejabat setempat menuduh dua kapal tersebut melakukan penagkapan ikan secara ilegal di perairan Somalia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pembajakan di Samudera Hindia jarang terjadi dalam tiga tahun terakhir, terutama karena perusahaan pengiriman menyewa rincian keamanan dari swasta dan adanya kapal perang internasional.
John Steed, manajer regional untuk Oceans Beyond Piracy, menyatakan Jaber dan awaknya kabur dari penyekapan pada Kamis (27/8) dini hari dan dikejar oleh para bajak laut yang menempatkan kapal itu dekat dengan pantai di Ceel Hur, Somalia tengah.
"Sepertinya kapten kapal mengambil kesempatan untuk kabur ketika sebuah helikopter melintas, ketika perhatian penyekap teralihkan dan sedang tidak berada di atas kapal. Para awak memotong jangkar dan melaju kabur," Steed dikutip dari Reuters.
Steed yang berbasis di Kenya menambahkan bahwa kapal Iran tersebut kemudian bertemu dengan sebuah kapal milik Angkatan Laut Internasional Uni Eropa yang melindungi jalur pelayaran sibuk dari para bajak laut.
Letnan Robert Thurmott, juru bicara operasi Angkatan Laut Uni Eropa, menyatakan pasukannya telah memberikan makanan dan air untuk para awak. Para pejabat Somalia dan Iran telah diberitahu tentang kaburnya Jaber dari tangan para perompak.
Pelaut dari kapal Jaber dan Siraj yang disandera perompak Somalia berjumlah 26 orang. Angka ini merupakan penurunan yang signifikan ketimbang 750 pelaut yang disandera perompak Somalia pada dekade lalu.
(ama/ama)