Jakarta, CNN Indonesia -- Warga yang tempat tinggalnya rusak akibat ledakan di kompleks Pelabuhan Tianjin, China timur memiliki dua opsi untuk mendapatkan kompensasi pasca insiden yeng menewaskan setidaknya 150 orang itu.
Dilaporkan kantor berita Xinhua, opsi pertama, warga dapat menjual rumah mereka kepada sekelompok pengembang properti. Sementara pilihan lainnya, pemerintah China akan merenovasi rumah mereka.
Pada Agustus lalu, ratusan warga meluncurkan aksi protes dengan menuntut kompensasi atas kerusakan properti mereka akibat ledakan yang terjadi di gudang penyimpanan bahan kimia di Pelabuhan Tianjin pada awal Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah bangunan apartemen terletak lebih dekat dengan gudang tersebut dari batas jarak hunian yang ditetapkan pemerintah China dalam undang-undang.
Kemarahan publik melonjak karena menyakini otoritas tidak menghukum perusahaan pemilik gudang tersebut, Tianjin Dongjiang Pelabuhan Ruihai International Logistik Co Ltd.
Sejumlah pengembang properti menyatakan mereka telah membentuk aliansi untuk membeli kembali rumah yang rusak akibat ledakan Tianjin, menurut laporan Xinhua yang mengutip pejabat perumahan di wilayah Binhai, Tianjin.
"Harga pembelian kembali yang ditawarkan aliansi pengembang properti akan lebih tinggi ketimbang harga pasar sebelum ledakan atau harga ketika dulu warga membeli rumah tersebut," bunyi laporkan dari Xinhua, sembari menambahkan bahwa para pemilik rumah juga dapat menerima kompensasi lainnya.
Xinhua menyebutkan bahwa "lembaga pihak ketiga yang independen" akan menentukan harga pasar pra-ledakan dari rumah dan nilai barang yang rusak di dalamnya.
Sementara, warga yang rumahnya tidak dibeli oleh pengembang dapat meminta tunjangan pemukiman kembali.
China Vanke Co Ltd, pengembang properti terbesar di China, menyatakan sekitar 5.000 unit perumahan di tiga lokasi pengembang milik perusahaan ini terkena dampak ledakan. China Vanke akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah kompensasi bagi para pemilik rumah.
Ledakan Tianjin memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap lingkungan di sekitar lokasi kejadian. Pasalnya, ribuan bahan kimia berbahaya ikut terbakar, dan ditakutkan mencemari udara dan air.
Dalam laporan terpisah, Xinhua melaporkan kepolisian China menghukum 197 orang karena menyebarkan "rumor secara daring" tentang sejumlah insiden terakhir, termasuk ledakan Tianjin, kemerosotan pasar saham China, dan komentar "hasutan" tentang parade peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia Dua.
(ama/ama)