LAPORAN DARI TURKI

Ekonomi Melambat, Negara G20 Diminta Perhatikan Nasib Pekerja

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 13:16 WIB
Perlambatan laju ekonomi dunia menjadi momok bagi pekerja di seluruh dunia, karena mata pencaharian mereka terancam dan mereka selalu dibayangi oleh pemecatan.
Menurut survei Garis Depan Ekonomi yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Dagang Internasional, ITUC, setengah dari pekerja di Indonesia, Filipina dan Turki, tahun ini mengaku mereka sangat rentan dipecat dalam 12 bulan terakhir. (Ilustrasi/Thinkstock/ndoeljindoel)
Ankara, CNN Indonesia -- Perlambatan laju ekonomi dunia menjadi momok bagi para pekerja di seluruh dunia. Pasalnya, mata pencaharian mereka terancam dan mereka selalu dibayangi oleh pemecatan. Hal ini menjadi perhatian utama dalam pertemuan para serikat pekerja dunia dan pengusaha dengan menteri keuangan negara-negara G20 di Ankara, Turki, Kamis (3/9).

Forum bernama L20 atau Labour 20 ini menekankan pentingnya strategi pemerintah dalam mengatasi perekonomian seiring target pertumbuhan yang menurun dan perdagangan dunia yang mengalami masa terburuknya sejak 2009 pada pertengahan pertama 2015.

Menurut survei Garis Depan Ekonomi yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Dagang Internasional, ITUC, setengah dari pekerja di Indonesia, Filipina dan Turki, tahun ini mengaku mereka sangat rentan dipecat dalam 12 bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam survei tersebut, sebanyak 58 persen mengaku orang dengan keterampilan di keluarga mereka akan kehilangan pekerjaan dalam 12 bulan ke depan, dan 63 persen mengatakan mereka stres dengan pekerjaan dan keamanan penghasilan.

Survei ITUC juga menyebutkan bahwa 55 persen orang di sembilan negara maju yang menyumbang setengah dari PDB dunia mengatakan keuangan mereka stagnan atau bahkan mundur.

"Pekerjaan hilang di negara ekonomi maju, keresahan sosial meningkat, pengangguran di kalangan pemuda menjadi biasa dan pembayaran upah tidak sesuai tingkat minimal memaksa munculnya keluarga miskin," kata Sharan Burrow, Sekretaris Jenderal ITUC.

John evans, Sekretaris Jenderal Dewan Penasihat Serikat Dagang di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, OECD, mengatakan bahwa target pertumbuhan yang ditetapkan oleh G20 di Brisbane, Australia, tahun lalu memiliki celah 3 persen dari keadaan ekonomi saat ini.

Pertumbuhan, lanjut dia, setidaknya harus meningkat lebih dari dua kali lipat untuk memenuhi target G20 tahun lalu.

"Kita perlu mengambil langkah demi terciptanya pekerjaan, melalui investasi di bidang infrastruktur dan langkah untuk meningkatkan daya beli serta penghasilan karena kesenjangan pendapatan tengah mencapai puncaknya saat ini," kata Evans.

Empat rekomendasi L20

Untuk itu, ada empat rekomendasi L20 untuk menteri tenaga kerja dan keuangan negara-negara G20. Rekomendasi pertama adalah meningkatkan investasi. Menurut catatan L20, jika terdapat peningkatan investasi 1 persen saja dari PDB negara G20, maka akan tercipta 3,8 persen pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan.

Rekomendasi kedua adalah meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasar kerja. Ketiga, membuat target baru yang ambisius dalam mengurangi angka pengangguran di kalangan pemuda.

Rekomendaasi keempat adalah jaminan bagi orang-orang yang lari dari konflik atau pengungsi untuk memiliki hak bekerja dan mendapatkan perlindungan sosial.

"Dunia tengah menghadapi krisis pengungsi terparah sejak Perang Dunia II dan bungkamnya para pemimpin sangat memprihatinkan. Krisis pengungsi global ini telah menjadi krisis ekonomi dan pemimpin G20 harus mengambil langkah terkoordinasi untuk memastikan hak bekerja serta perlindungan sosial bagi mereka," ujar Burrow. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER