Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang mengungkapkan rasa kecewanya atas pidato Presiden China, Xi Jinping, saat parade peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing, Kamis (3/9). Menurut Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, tak ada upaya pendekatan kedua negara dalam pidato tersebut.
"Tokyo sudah meminta Beijing untuk memastikan bahwa acara itu tidak terlalu anti-Jepang, tapi mengandung elemen mendekatkan Jepang dan China. Mengecewakan hal seperti itu tidak ada dalam pidato Xi Jinping hari ini," ujar Yoshihide seperti dikutip Channel NewsAsia.
Yoshihide juga melontarkan kritik atas kehadiran Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki Moon, dalam parade tersebut. Ia menganggap, keputusan Ban sangat mengecewakan karena tak mengindahkan permintaan Jepang agar PBB tetap berada di pihak netral.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Channel NewsAsia, hubungan Jepang dan China memang selalu mengalami pasang surut, apalagi jika menyangkut sejarah perang.
Dalam pidatonya, Xi menekankan bahwa parade tersebut bukan ajang pamer ke negara tertentu, termasuk Jepang. Xi menggaungkan bahwa China adalah bangsa besar yang menjunjung perdamaian dunia.
"Orang China yang gigih bertarung dengan gagah dan akhirnya menang melawan agresi militer Jepang sehingga menyelamatkan peradaban lima ribu tahun China dan menegakkan perdamaian," kata Xi.
Xi juga mendeskripsikan konflik selama delapan tahun itu merupakan pertarungan, "antara keadilan dan kejahatan. Antara terang dan gelap."
Kemenangan China pun dianggap sebagai, "Kembalinya China sebagai bangsa besar di dunia."
Dalam parade tersebut, China pamer kekuatan militernya. Sekitar 12 ribu tentara diterjunkan ke arena parade. Barisan tentara ini diikuti oleh pameran sejumlah rudal balistik, tank, dan kendaraan bersenjata, sebagian besar di antaranya belum pernah dilihat publik sebelumnya. Pesawat jet tempur juga berakrobat pada parade tersebut. (ama/ama)