LAPORAN DARI FINLANDIA

Hadapi ISIS, Presiden Finlandia Pastikan Tidak Ada Provokator

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2015 11:49 WIB
Presiden Finlandia dan tokoh Muslim negara itu menjabarkan berbagai upaya untuk mengadang penyebaram paham radikalisme ISIS di antara pemuda negara itu.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto menyampaikan jawabannya atas pertanyaan para jurnalis yang tergabung dalam Foreign Correspondents Programme 2015 di Istana Kepresidenan, Helsinki, Kamis (27/8). (Dok. Kantor Kepresidenan Republik Finlnadia)
Helsinki, CNN Indonesia -- Presiden Finlandia, Sauli Niinisto menyatakan pihaknya terus memastikan tidak ada provokator di negaranya. Langkah ini dilakukan Niinistoo sebagai upaya untuk menekam jumlah warganya yang bergabung dengan kelompok militan ISIS.

Niinisto mengatakan sebanyak 60 hingga 80 warganya bergabung dengan ISIS di Suriah. Menurut perkiraan, sebanyak 20 orang telah kembali ke Finlandia.

“Secara jumlah, memang tidak banyak. Namun, bila jumlah itu dibandingkan dengan populasi Muslim di Finlandia, angka tersebut sangat banyak,” kata Niinisto kepada para jurnalis yang tergabung dalam Foreign Correspondents' Programme 2015 di Istana Kepresidenan, Helsinki, pada akhir Agustus lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Niinisto menjelaskan pihaknya telah mengadakan beberapa diskusi dengan warganya yang telah kembali dari Suriah dan berupaya agar mereka dapat bekerja sama dengan pemerintah.

“Saya juga telah mendapatkan masukan dari para orang bijaksana dari komunitas Islam di Timur Tengah. Elemen terpenting dalam mengahadapi bahaya ISIS adalah edukasi dari agama Islam itu sendiri,” katanya.

Niinisto berpendapat pemerintah harus memastikan informasi yang didapatkan oleh pemuda Finlandia mengenai ajaran Islam serta bagaimana mereka mendapatkan informasi tersebut. Apalagi, katanya, internet digunakan sebagai senjata dalam penyebaran doktrin ISIS.

“Agama Islam adalah agama yang damai, tetapi mereka punya guru yang memutarbalikkannya menjadi kekerasan,” kata Niinisto.

Permasalahannya, kata Niinisto, pemerintah Finlandia sebetulnya tidak terlalu mengenal dengan jelas ajaran Islam itu sendiri. “Kami tidak punya tradisi panjang agama Islam. Namun, kami mendapatkan bantuan dari orang-orang yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.

Selain itu, Niinisto juga mengatakan pemerintah telah berkomunikasi dengan komunitas dan organisasi Islam di Finlandia untuk mengatasi bahaya ISIS bersama-sama.

Picu Islamofobia

Sementara, tokoh Muslim di Masjid Al-Iman Helsinki, Mazin Yassin, berpendapat ISIS telah memicu terjadinya Islamofobia di Finlandia. Apalagi, katanya, pemberitaan mengenai banyaknya warga Finlandia yang bergabung dengan ISIS kerap digunakan politisi untuk mengkritik Islam di Finlandia.

“Partai politik seperti True Finns secara nyata memanfaatkan situasi ini sebagai ‘bukti’ bahwa Islam berarti kekerasan dan karenanya tidak berhak mendapatkan tempat di Finlandia,” kata Yassin kepada CNN Indonesia, Rabu (2/9).

Apalagi, kata Yassin, Finlandia tidak punya sejarah terkait migrasi dan imigrasi, ketimbang dengan negara Eropa lainnya seperti Swedia, Jerman, dan Denmark. Karenanya, kebutuhan untuk hidup bersama orang dengan latar belakang yang berbeda menjadi hal yang baru di Finlandia.

“Islamofobia tengah berkembang. Orang memanfaatkan aksi ISIS sebagai senjata menyerang Islam. Bukannya melihat Islam sebagai alat untuk mengadang ekstremitas, Islam malah dinilai sebagai penyebabnya,” katanya.

Hal ini, kata Yassin, malah akan memperlambat usaha pemerintah dan komunitas untuk memerangi ekstremitas dan Islamofobia. Ia juga berpendapat hal ini akan mempermudah para ekstremis merekrut anak muda yang bermasalah.

“Baik pemerintah maupun komunitas Islam di Finlandia harus berusaha lebih keras untuk menyebarkan kesadaran kepada masyarakat bahwa kami berada di posisi yang sama, yaitu mengadang ekstremis,” katanya.

Meski demikian, Yassin menilai Finlandia sebagai tempat yang cukup damai, di mana kekerasan yang membawa-bawa nama agama tidak begitu terdengar di antara masyarakat.

Komunitas Islam tengah bekerja keras

Yassin mengatakan umat Islam di Finlandia berjumlah sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jiwa. Umat Islam yang bergabung dengan ISIS, kata Yassin, memiliki usia yang relatif muda.

Mazin Yassin, tokoh Islam di Masjid Al-Iman Helsinki, turut bekerja sama dengan pemerintah Finlandia untuk mencegah munculnya paham radikalisme. (Dok. Istimewa)
“Berdasarkan data yang kami punya, sekitar 55 orang telah bergabung dengan ISIS. Namun, sayangnya, kami tidak punya data terkait siapa saja yang telah bergabung karena mereka bukanlah bagian dari masjid utama di Finlandia,” katanya.

Menurut Yassin, tidak ada satupun masjid di Finlandia yang mengajarkan agama Islam radikal. Keberadaan internet, kata Yassin, merupakan senjata ampuh ISIS dalam menyebarkan doktrinnya kepada generasi muda.

“Setidaknya selama 15 bulan terakhir ini kami telah bekerja bersama dengan pemerintah. Kita semua harus paham bahwa di luar sana ada orang-orang yang mengincar anak-anak muda yang bermasalah dan lemah,” katanya.

Lebih lanjut, Yassin mengatakan toleransi antar umat bergama harus diperkuat. “Umat beragama harus menunjukkan bahwa mereka toleran dan bersatu. Mengajarkan toleransi di antara umat bergama harus jadi prioritas,” tutur Yassin.

Contohnya, kata Yassin, pada bulan depan, pihaknya bersama-sama dengan gereja akan mengadakan jalan bersama (dari gereja ke masjid) pada Hari Tanpa Kekerasan Internasional. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER