Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah jatuhnya crane akibat badai pasir di Masjidil Haram yang menewaskan lebih dari 107 orang dan melukai ratusan lainnya, pihak berwenang di Mekkah mengatakan tak ada alasan penyelenggaraan haji harus dihentikan.
“Tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan haji tahun ini, dan bagian yang tertimpa musibah akan diperbaiki dalam beberapa hari,” kata petugas di Masjidil Haram yang tak mau disebut namanya kepada Guardian. “Penyelenggaraan haji akan terus dilangsungkan, tentu saja.”
Meski demikian Pangeran Khaled al-Faisal, gubernur arena Mekkah juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa pasca peristiwa nahas yang terjadi Jumat (11/9) sore waktu setempat itu, penyelidikan penyebab terjadinya kecelakaan akan terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdel Aziz Naqoor, yang mengaku bekerja di Masjidil Haram mengatakan sempat menyaksikan ketika crane itu jatuh karena serangan badai pasir. “Jika bukan karena jembatan yang digunakan untuk Tawaf di lantai atas, korban luka dan meninggal bisa lebih banyak lagi,” katanya tentang jembatan yang mengelilingi Ka’bah.
Saat ini Masjidil Haram memang seperti dikepung oleh sejumlah crane yang digunakan untuk perluasan mesjid menjadi 400 ribu meter persegi. Proyek pembangunan ini sebenarnya sudah dimulai sejak dua tahun lalu dan tadinya diprediksi selesai sebelum musim haji tahun ini.
Namun pembangunan itu tak disepahami oleh semua orang. Irfan al-Alawi, salah satu pendiri Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekkah membandingkan apa yang terjadi pada kecelakaan akibat crane ini mirip ledakan bom.
Al-Alawi menyebut pihak berwenang telah mengabaikan abai dengan membiarkan sejumlah crane berada dekat dengan masjid. “Mereka tidak peduli pada peninggalan sejarah, mereka tidak peduli pada kesehatan dan keamanan,” kata al-Alawi seperti dikutip Guardian.
Selama ini al-Alawi memang dikenal sangat kritis pada pembangunan kota suci itu, yang disebutnya telah menghapus jejak keberadaan Nabi Muhammad.
(utw/utw)