Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam kesempatan lawatannya ke Havana, Kuba, Paus Fransiskus menyempatkan diri bertemu dengan Mantan Pemimpin tertinggi rakyat Kuba, Fidel Castro. Menurut Juru Bicara Vatikan Pastor Lombardi, pertemuan berlangsung di kediaman Fidel Castro selama 40 menit.
“Istri serta keluarganya mengikuti pertemuan yang berlangsung sangat akrab,” kata Lombardi kepada media, kemarin siang waktu setempat, seperti diberitakan ABC News.
Dalam pertemuan itu, menurut Lombardi, kedua tokoh dunia itu saling bertukar hadiah. Keduanya, sama-sama menghadiahi buku. Paus memberika Castro beberapa buku sedangkan Castro memberi Paus Fransiskus sebuah buku yang dibubuhi tandatangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai bertemu dengan pemimpin tertinggi, Paus lantas memberikan ceramah dalam misa siang di Revolution Square, tepat di jantung ibu kota Kuba, Havana. Misa siang itu, menurut data dari pemerintah Kuba, dihadiri lebih dari 300 ribu warga yang datang tak hanya dari ibu kota, melainkan juga berbondong-bondong datang dari kota di sekitar Havana.
Dalam ceramahnya, Paus menekankan bagaimana pentingnya persaudaraan serrta persahabatan. Banyak pakar menilai pesan itu sangat penting bagi Kuba yang kini tengah melakukan inisiasi pembicaraan dengan musuh utama mereka Amerika Serikat.
Pujian dan Kritik Paus Fransiskus untuk KubaPada Sabtu lalu, Paus Fransiskus mendarat di Kuba. Kedatangannya disambut langsung oleh presiden Kuba Raul Castro di Bandar Udara Internasional Jose Marti di Havana, ibu kota Kuba.
Dalam pidato singkatnya sesaat setelah mendarat, seperti diberitakan CNN Paus Fransiskus mengeluarkan kritik dan pujian secara berbarengan. Kepada Kuba ia mendesak agar negara komunis itu bisa membuka diri kepada dunia. Paus juga mengkritik pemerintahan Raul Castro agar bisa memberikan kebebasan, sarana sekaligus ruang bagi para pemeluk agama.
Namun selain kritik, Paus juga memuji keberanian Kuba dengan perubahan yang melanda negara itu belakangan. Terutama sikapnya terhadap hubungan mereka dengan Amerika Serikat.
Sebelum revolusi komunis pada tahun 1959, Gereja Katolik merupakan bagian integral dari sejarah Kuba. Menurut Paus, gereja menjadi inspirasi para veteran perang kemerdekaan. “Upaya untuk memelihara harapan yang mempertahankan martabat masyarakat dalam situasi yang paling sulit,” katanya.
Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang mengunjungi Kuba, setelah Saint John Paul II pada tahun 1998 dan Benediktus XVI pada tahun 2012. Pernyataan Paus Fransiscus soal membuka diri, merupakan gema dari pernyataan Vatikan. Tanda upaya lama dari Gereja Katolik agar bisa mengukir ruang di sebuah negara yang sudah lama menjadi atheis, seperti ditulis CNN.
Presiden Kuba Raul Castro mengatakan kagum dengan pandangan Paus Fransiskus. Terutama pandangan dan kritiknya soal masalah konsumerisme dan degradasi lingkungan. Raul juga mengucapkan terima kasih paus Franciscus untuk perannya dalam memulihkan hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba, dan seruannya untuk masalah penutupan pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo.
(sip)