BOCORAN DOKUMEN KEMLU

Perjalanan Karier Dubes Jonny Sinaga Hingga ke Argentina

Denny Armandhanu & Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2015 11:29 WIB
Dubes Jonny Sinaga menjadi perbincangan ketika para diplomat KBRI Buenos Aires, Argentina mengajukan keluhan atas kepemimpinannya yang tidak terpuji.
Dubes Jonny Sinaga menjadi perbincangan ketika para diplomat KBRI Buenos Aires, Argentina mengajukan keluhan atas kepemimpinannya yang tidak terpuji. (Dok. Akun Youtube Embajada Republica Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Jonny Sinaga, menjadi perbincangan ketika para diplomat di KBRI Buenos Aires di Argentina mengajukan keluhan atas kepemimpinannya melalui surat resmi ke Kementerian Luar Negeri, 28 Agustus lalu.

Dalam laporan setebal tujuh lembar yang diperoleh CNN Indonesia, para diplomat KBRI Buenos Aires memaparkan rincian keluhan dalam 22 butir permasalahan.

Dalam surat itu, para diplomat merasa tertekan secara psikologi atas perlakuan Dubes Jonny yang dinilai tidak terpuji. Bahkan, tidak sedikit dari staf yang menderita sakit fisik akibat tekanan batin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilihat dari rekam jejaknya, Jonny memiliki karier yang gemilang sebagai diplomat. Berbagai posisi strategis pernah diembannya sejak awal meniti karier di Kementerian Luar Negeri pada tahun 1988, setelah menamatkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1987.

Mengutip situs Kementerian Luar Negeri, Dubes Jonny meraih gelar master di bidang hukum internasional di Tulane Law School, New Orleans, AS pada 1992.

Jonny punya sejumlah pengalaman penempatan di luar negeri. Dari 1993-1997, Jonny menjabat sebagai Sekretaris Kedua Petugas Politik di KBRI Canberra, Australia.

Selain itu, Jonny juga sempat menjadi konselor pada perwakilan tetap RI di markas PBB di New York dari tahun 2000 hingga 2004.

Sekembalinya dari New York, karier Jonny terus menanjak. Periode 2005-2008, dia menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Hak Sipil dan Politik di bidang Perhubungan Multilateral Kemlu RI.

Pada 2008-2010, Jonny menjabat sebagai Direktur Sekolah Kepemimpinan di Kemlu RI. Dubes Jonny kemudian diangkat menjadi Kepala Biro Keuangan Kementerian Luar Negeri selama dua tahun hingga 2012.

Jonny mengaku banyak tantangan yang dia hadapi ketika dipercayakan mengurus bidang keuangan Kemlu saat itu.

"Banyak tantangan karena kita ingin memperbaiki keuangan Kemlu. Tapi syukur, berkat dukungan rekan-rekan dan pimpinan Kemlu, sejak itu keuangan Kemlu makin bersih dan saya pun jadikan diri sebagai contoh untuk menjadi pejabat yang tidak mau menyalahgunakan uang rakyat," kata Jonny Sinaga kepada CNN Indonesia pekan lalu.

Pada 2012, Jonny kembali mendapat kepercayaan untuk bertugas di luar negeri, yaitu menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jepang hingga 2014.

Selama bertugas di Jepang, Dubes Jonny menerima berbagai testimoni baik. Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Daniel Nugroho, pemuda Kristen pewarta bulanan Youth of Christ, Dubes Jonny disebut rendah hati, kuat menghadapi tekanan, dan selalu berserah diri pada Tuhan.

"Kalau kita hanya berusaha berusaha terus melawan tekanan, kita pasti terjatuh. Itu karena tekanan begitu kuat sedang kita begitu rapuh. Kita tidak mungkin sanggup bertahan menghadapi tekanan itu hanya dengan kekuatan sendiri," ujar Jonny, seperti dikutip blog tersebut.

Pada 2014, Jonny dirundung duka atas kematian istrinya.

Pada Desember 2014, Jonny resmi bertugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Argentina, merangkap Republik Uruguay dan Paraguay.

Namun, sejumlah staf dan para diplomat Kedutaan Besar RI di Buenos Aires mengeluhkan soal kepemimpinannya yang buruk.

Terkait hal ini, Dubes Jonny tidak menampik bahwa gaya dia memimpin memang tegas. "Saya tidak tahu aduan apa maksudnya. Tapi saya berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk negeri karena presiden dan menterinya berupaya melakukan yang terbaik dengan semangat "kerja, kerja, kerja'," kata Jonny saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (18/9).

Dalam surat itu, disebut bahwa Jonny kerap bersikap kasar dan melontarkan makian yang tidak pantas terhadap para stafnya.

"Setiap hari sekpri (sekretaris pribadi) dimaki-maki dengan kata kasar seperti tolol, goblok dan monyet, sering juga gebrak meja dan kami di kantor bisa mendengarnya. Sangat memprihatinkan seorang dubes memperlakukan sekprinya seperti itu," lanjut surat tersebut.

Kendati mengaku tidak tahu adanya surat itu, tetapi Jonny membenarkan telah memimpin dengan tegas, terkadang marah.

"Itu hak orang menilainya, Mas. Tapi saya hanya marah kalau orang yang dibayari negara tidak bekerja dengan sungguh-sungguh karena kasihan rakyat kecil yang harus bayar pajak untuk membayari kita yang bekerja untuk negara," ujar dia.

Dubes Jonny mengatakan bahwa sejak dia datang, dia telah melakukan perbaikan di KBRI yang sebelumnya dinilainya tidak disiplin.

"Waktu baru masuk ada staf yang masuk pukul 11 padahal banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Saya bilang aturannya kan masuk pukul 09. Tapi sekarang tertib," kata Jonny. (den/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER