Jakarta, CNN Indonesia -- Hakim federal Amerika Serikat tengah menyelidiki tuduhan korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak dan orang-orang yang dekat dengannya.
Dilaporkan Harian The New York Times pada Senin (21/9) tanpa menyebut sumbernya, penyelidikan yang ditangani oleh unit Departemen Peadilan untuk korupsi internasional ini berpusat pada properti yang dibeli oleh sebuah perusahaan yang tidak aktif dan dimiliki oleh anak tiri Najib Razak di Amerika Serikat, serta properti yang berhubungan dengan "keluarga dekat mereka" yang dibeli beberapa tahun belakangan.
Investigasi ini masih berada pada tahap awal, dan diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, itu pun jika ditemukan pelanggaran terhadap peraturan federal AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu alasan dibukanya investigasi adalah sebagai respons dari laporan pembelian sejumlah kondominium mewah di Time Warner Center di Manhattan, yang kepemilikannya tersembunyi dibalik sejumlah perusahaan tidak aktif, menurut laporan dari sumber yang dekat kasus ini.
Dalam sebuah artikel, New York Times melaporkan bahwa lebih dari properti bernilai lebih 150 juta dolar tersebut diduga berhubungan dengan putra tiri Najib, Riza Azis, atau dengan kerabat dekat keluarga Najib, seorang pengusaha bernama Jho Low.
New York Times melaporkan bahwa Low juga terkait dengan sejumlah kesepakatan bisnis dengan lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB), yang sarat utang.
Rincian tuduhan korupsi yang melibatkan Najib dan orang-orang terdekatnya sangat kompleks dan beragam. Menurut sumber, investigasi terhadap kepemilikan
real estate di AS yang diduga milik putra tiri Najib dapat berujung pada penyitaan properti mewah tersebut, jika benar ditemukan dibeli dengan dana hasil korupsi.
Pembelian properti snilai total US$681 juta diinvestigasi oleh yuridiksi AS karena dana tersebut disalurkan melalui Wells Fargo, sebuah bank AS.
Dugaan korupsi yang melibatkan Low dan putra tiri Najib yang merupakan salah satu produser film "The Wolf of Wall Street" ini semakin memperkuat dugaan korupsi terhadap Najib di Malaysia.
Sejumlah penyidik dari beberapa negara tengah menginvestigasi dugaan lenyapnya sejumlah uang dari 1MDB. Bulan ini, petugas berwenang Swiss menyatakan telah membekukan sejumlah akun bank yang terkait dengan 1MDB. (Baca:
Mengenal 1MDB, Sumber Kisruh di Malaysia)
Penyelidikan terkait juga dilakukan di Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.
Kantor resmi Najib hingga saat ini belum meluncurkan komentar terkait laporan ini.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) disebut telah memulai upaya investigasi terhadap adanya dugaan korupsi di Malaysia. Upaya ini dilakukan setelah adanya penangkapan terhadap seorang politikus UMNO, Khairuddin Abu Hassan, Jumat lalu, saat bekas petinggi UMNO itu diduga hendak melaporkan skandal korupsi 1MDB kepada FBI. Investigasi itu akan menyelidiki dugaan aliran uang ratusan jutaan dolar di rekening pribadi Najib yang diduga berasal dari 1MDB.
Dugaan aliran dana tersebut pertama kali terkuak pada laporan Wall Street Journal pada Juli lalu. Najib telah menampik tuduhan ini dan satuan tugas khusus yang dibentuk pemerintah Malaysia telah menyimpulkan bahwa aliran dana tersebut berasal dari para pendonor untuk kampanye partai UMNO pada pemilu 2013 lalu.
(stu)