Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malaysia sekaligus pemimpin partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO, Najib Razak menyatakan bahwa UMNO bukanlah partai yang rasis.
Pernyataan ini terlontar saat Najib mengomentari aksi reli ratusan etnis Melayu yang menyebut diri 'Kaus Merah' pada 16 September lalu. Menurut Najib, aksi tersebut bukanlah soal ras, tetapi aksi yang menunjukkan kekuatan Partai UMNO.
"UMNO bukan hanya kuat di daerah pedesaan tetapi juga di daerah perkotaan," kata Najib, dikutip dari media Malaysia, The Star Online, Senin (21/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Najib juga menegaskan bahwa UMNO menghormati ras lain tetapi tidak terima jika pemimpinnya dihina atau martabat Melayu terancam.
"Kami percaya pada konsensus Barisan Nasional tentang pembagian kekuasaan," kata Najib sembari menambahkan bahwa aksi tersebut berjalan damai.
"Kami tidak pernah meminta toko tutup atau Kuala Lumpur harus sepi pada 16 September," ucap Najib, sembari menyatakan bahwa aksi ini bertujuan untuk menunjukkan dukungan untuk pemerintah.
"Tidak ada poster yang memantik ketegangan rasial pada hari itu, tidak ada poster bergambar keris berdarah, tidak ada yang menginjak-injak gambar pemimpin non-Melayu," ujar Najib.
Padahal, menurut sejumlah media lokal maupun internasional, aksi yang dihadiri sekitar 300 ribu etnis Melayu itu dinilai rasis.
Dilaporkan Channel NewsAsia, aksi itu harus dibubarkan paksa oleh polisi dengan menembakkan meriam air ke arah massa yang kerap melontarkan kalimat rasisme terhadap warga keturunan China.
Pembubaran paksa dilakukan setelah polisi memberikan waktu 10 menit bagi massa untuk bubar, tetapi massa terus berupaya memasuki wilayah bisnis warga China di Kuala Lumpur.
Peserta aksi juga banyak melontarkan makian bernada rasial kepada para wartawan keturunan China.
Aksi yang digagas para tokoh UMNO itu bertujuan menjadi gerakan tandingan dari Aksi Bersih, aksi unjuk rasa anti-pemerintah yang didominasi warga Tionghoa bulan lalu.
Menurut pemimpin aksi "Kaus Merah", Jamal Yunos, etnis Melayu selama ini kerap dihina dalam aksi unjuk rasa Bersih.
"Agama kami, agama Islam, dihina oleh yang bukan Islam. Kami ingin membuktikan bahwa kami pantang dihina. Agama, bangsa dan negara kami pantang dihina," kata Jamal.
Gerakan Kaus Merah memunculkan kekhawatiran perpecahan ras di Malaysia seperti yang terjadi pada 1969 silam.
Etnis dan agama adalah isu yang sangat sensitif di negara yang memiliki populasi etnis Melayu sekitar 60 persen dari 30 juta warganya. Sementara, ada etnis China sekitar 25 persen dan etnis India sekitar 7 persen di Malaysia.
(ama/ama)