Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Arab Saudi harus meminta maaf atas insiden yang terjadi di Mina pada Kamis (24/9) yang menewaskan 769 jemaah haji, termasuk di antaranya 19 jemaah asal Indonesia dan setidaknya 144 jemaah asal Iran.
"Masalah ini tidak akan dilupakan, dan sejumlah negara yang warganya menjadi korban akan mengawal kasus ini dengan serius," kata Khamenei dalam situs resminya, Minggu (27/9).
"Daripada menuduh ini dan itu, Saudi harus menerima tanggung jawab dan meminta maaf kepada umat Islam dan keluarga korban," ujar Khamenei melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga hari pasca tragedi di Mina, lebih dari 300 warga Iran lainnya masih belum ditemukan, termasuk mantan duta besar Iran untuk Libanon, Ghazanfar Roknabadi, menurut laporan dari kantor berita Fars.
"Dunia Islam memiliki banyak pertanyaan. Kematian lebih dari 1.000 orang bukan masalah yang kecil. Negara-negara Muslim harus fokus pada ini," kata Khamenei, merujuk kepada perkiraan jumlah korban yang tewas dalam insiden ini.
Dalam berbagai kesempatan, Iran telah berulang kali menyuarakan kemarahan atas kematian ratusan jemaahnya pada insden ini. Pemerintah Iran juga telah memanggil perwakilan Saudi sebanyak tiga kali untuk meminta Riyadh bekerja sama terkait insiden tersebut.
Presiden Iran, Hassan Rouhani menggunakan kesempatan berpidato di Sidang Umum PBB pada Sabtu (26/9) untuk mendesak Saudi agar segera melakukan penyelidikan terkait tragedi di Mina. Sementara parlemen Iran dikabarkan tengah menggelar rapat tertutup untuk menentukan cara agar Iran dapat mengusut insiden ini secara legal.
Namun, sejumlah media Saudi justru menyebutkan sumber anonim yang menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi karena 300 jemaah haji asal Iran tidak tertib dan berjalan dari arah yang berlawanan dengan jemaah lainnya saat ingin melakukan prosesi melontar jumrah.
Mengutip laporan media Ashraq Al-Awsat, seorang petugas Pelaksaan Tawaf untuk Jemaah Iran mengkonfirmasi bahwa insiden itu terjadi karena sekitar 300 jemaah haji asal Iran datang dari arah yang berlawanan, menyebabkan kekacauan sehingga para jemaah berdesakan dan terinjak-injak.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menuduh desakan Iran tersebut bermuatan unsur politik. "Ini bukan situasi yang dapat dipergunakan untuk kepentingan politik. Saya berharap para pemimpin Iran akan lebih bijaksana dan menunggu hasil penyelidikan," kata Jubeir.
Tragedi Mina terjadi pada Kamis (24/9) wakktu Mekkah, ketika ratusan jemaah haji berdesak-desakan menuju tempat melempar jumrah di Mina. Sebanyak 19 jemaah asal Indonesia tewas, enam lainnya terluka, dan 99 lainnya hingga kini belum ditemukan.
Tragedi ini terjadi sekitar dua pekan setelah
crane menghantam Masjidil Haram, yang menewaskan 111 jemaah haji, termasuk jemaah haji asal Indonesia, dan melukai 331 lainnya.
(ama/ama)