Lagi, Kartunis Charlie Hebdo Mengundurkan Diri

Ike Agestu | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 11:25 WIB
Satu lagi kartunis Charlie Hebo mengundurkan diri, ditengarai karena cekcok dengan manajemen terkait donasi puluhan juta dolar yang diterima media satire itu.
Seminggu setelah serangan, Charlie Hebdo mencetak delapan juta eksemplar yang disebar ke seluruh dunia, dan menghasilkan 12 juta euro atau setara Rp175 miliar. (Reuters/John Schults)
Jakarta, CNN Indonesia -- Patrick Pellouz, 52, seorang dokter terkenal dan kolumnis Charlie Hebdo, mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa ia akan meninggalkan majalah satire itu pada akhir tahun.

“Sesuatu pasti ada akhirnya,” kata dia, dikutip dari The Independent, Minggu (27/9). “Kami adalah penyintas, namun kami bukan pula penyintas. Sebagian dari kami berakhir saat pembunuhan.”

Kantor Charlie Hebdo diserang oleh kelompok militan pada Januari lalu, menewaskan 11 orang—kartunis, jurnalis, editor, pengunjung, dan seorang polisi penjaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah penembakan oleh Kouachi bersaudara yang mengaku berafiliasi dengan al-Qaidah, popularitas Charlie Hebdo sebenarnya melonjak secara dramatis.

Seminggu setelah serangan, Charlie Hebdo mencetak delapan juta eksemplar yang disebar ke seluruh dunia, dan menghasilkan 12 juta euro atau setara Rp175 miliar.

Banyaknya orang yang berlangganan majalah ini setelah penyerangan menghasilkan tiga juta euro lagi, atau setara dengan Rp43 miliar. Sumbangan yang diterima Charlie Hebdo disebut mencapai 4,2 juta euro (setara Rp61 miliar).

Sebelumnya, pada Mei, kartunis Renald Luzier yang dikenal Luz juga mengundurkan diri dari Charlie Hebdo. Kedua orang ini merupakan staf Charlie Hebdo yang membuat surat komplain soal total dana sebesar 30 juta euro (setara Rp490 miliar) yang diperoleh dari donasi dan penjualan, yang bisa menghancurkan karakter dan jiwa majalah itu.

Staf Charlie Hebdo yang lain, Zineb El Rhizoui, membicarakan tentang situasi tak enak di dalam malajah.

“Kepergian dua orang ini adalah tanda relasi buruk dengan manajemen baru,” kata Rhizoui.

Ia juga mengatakan bahwa percekcokan terkait keuangan terus menerus terjadi, diantara redaksi dan pendekatan manajemen. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER