Korut Ancam Batalkan Reuni Keluarga Korea

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 14:34 WIB
Korut mengancam membatalkan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea lantaran kritik Presiden Korsel atas program senjata nuklir dan kasus HAM.
DMZ menjadi pembatas Korea Utara dan Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada 1950. (Thinstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengancam akan membatalkan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea lantaran kecaman Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, atas program senjata nuklir dan penegakan hak asasi manusia di Pyongyang.

Seperti dilansir Channel NewsAsia, Rabu (30/9), hubungan antara Korut dan Korsel sebenarnya sudah mulai mencair sehingga Agustus lalu tercapai kesepakatan untuk melakukan reuni keluarga yang terpisah lantaran perang pada 1950-1953.

Namun, pidato Park di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (28/9) membuat Korut geram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato tersebut, Park mengatakan bahwa program nuklir Korut merupakan ancaman global. Ia mengajak masyarakat internasional untuk turut serta mendorong Korut mengambil jalan lain.

Park juga mengimbau Pyongyang untuk meningkatkan upaya penegakan hak asasi manusia setelah laporan PBB mengungkapkan bahwa Korut melakukan pelanggaran HAM berat.

"Karena konfrontasi dari pemerintah Korea Selatan, tidak hanya hubungan Korut-Korsel, tapi juga reuni keluarga terpisah dalam risiko serius. Acara ini dapat benar-benar batal," demikian pernyataan resmi juru bicara Komite Korsel untuk Reunifikasi Damai Korea.

Jika benar dibatalkan, harapan para warga untuk bertemu keluarganya yang telah bertahun-tahun terpisah semakin terancam kandas.

Dilaporkan Channel NewsAsia, kebanyakan warga kini telah meninggal tanpa memiliki kesempatan untuk melihat atau mendengar kabar keluarga mereka di sisi lain perbatasan. Semua jalur komunikasi pun diputus.

Kini, sekitar 66 ribu warga Korea di kedua sisi, kebanyakan berusia 80-90-an, masuk daftar tunggu untuk dapat mengikuti reuni tersebut. Namun, jumlah orang yang akhirnya terpilih untuk mengikuti reuni sangat terbatas, yakni sekitar 100 orang, pada Oktober mendatang.

Reuni yang sangat ditunggu-tunggu oleh warga Korea ini kerap dijadikan senjata oleh Korut untuk keuntungan politik. Korut sudah beberapa kali mengancam pembatalan acara reuni karena masalah sepele.

Seperti kali ini, juru bicara CPRK tersebut meminta Park dan pemerintahannya meminta maaf atas fitnah. Jika tidak, akan terjadi kemalangan tak terduga dalam waktu krusial ini.

Sementara itu, Korut juga dirumorkan merencanakan peluncuran rudal satelit untuk merayakan hari jadi ke-70 Partai Pekerja pada 10 Oktober mendatang.

Resolusi PBB melarang Korut menggunakan teknologi rudal balistik. Peluncuran rudal akan meningkatkan ketegangan militer, terutama di Semenanjung Korea, dan reuni keluarga ini menjadi taruhannya.

Program reuni keluarga ini sebenarnya telah dilakukan 19 kali, dimulai sejak 2000. Reuni terakhir diadakan pada Februari 2014. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER