Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang, negara yang hanya memberikan 11 suaka dari lima ribu aplikasi tahun lalu, akan mengucurkan dana sebesar US$810 juta atau setara Rp11,8 triliun bagi pengungsi Suriah dan Irak.
Kantor berita pemerintah, NHK, pada Senin (28/9), menyiarkan bahwa pengumuman bantuan tersebut akan disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (29/9).
Namun menurut Reuters, tak ada pemberitaan lebih lanjut mengenai sikap Jepang untuk menerima pengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2014, Jepang hanya menerima 11 permintaan suaka dari lima ribu aplikasi. Awal bulan ini, Tokyo mengumumkan akan adanya perubahan sistem penerimaan pengungsi yang disinyalir para aktivis justru bakal mempersulit pemerintah untuk menjangkau orang membutuhkan.
Pada Jumat lalu, Jepang juga sudah mengumumkan akan menyumbangkan dana sebesar US$2 juta, setara Rp29,3 miliar, bagi pengungsi Suriah yang hijrah ke Libanon. Jepang juga siap menggelontorkan dana US$2 juta untuk negara-negara Balkan Barat yang membendung banjir pengungsi, seperti Serbia dan Makedonia.
Masalah pengungsi ini memang merupakan salah satu isu besar yang akan tersaji di meja diskusi Majelis Umum PBB. Pada Jumat lalu, PBB tak dapat memprediksi kapan gelombang pengungsi ini akan berhenti. Dalam sehari, Eropa kedatangan delapan ribu pengungsi.
Negara pendonor kemanusiaan terbesar, Amerika Serikat, mengumumkan akan mengucurkan dana tambahan sebesar US$419 juta yang menjadikan total sumbangan negeri Paman Sam ini menjadi US$4,5 miliar.
Namun, rencana pemerintah AS untuk menampung 15 ribu pengungsi setiap tahunnya mendapat tentangan dari oposisi. Beberapa pejabat Partai Republik mengaku takut teroris menyusup dalam rombongan pengungsi.
(stu)