Washington, CNN Indonesia -- Penembakan yang menewaskan banyak orang kembali terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di kampus Umpqua Community College, Roseburg, Oregon. Menanggapi penembakan yang menewaskan sedikitnya 10 orang ini, Presiden Barack Obama marah besar.
Obama, seperti diberitakan Reuters, Kamis (1/10), tampil di konferensi pers Gedung Putih dengan wajah marah dan nada bicara tinggi. Selain menyatakan belasungkawa atas kematian para korban, Obama juga menegaskan bahwa insiden ini harus jadi pemicu diterapkannya pengendalian kepemilikan senjata api di AS.
"Seperti yang saya katakan beberapa bulan lalu, dan saya juga katakan beberapa bulan sebelum itu, dan saya katakan setiap terjadi penembakan massal seperti ini, doa dan belasungkawa tidak cukup. Hal ini tidak cukup," kata Obama kepada wartawan menanggapi penembakan yang juga melukai 20 orang itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Obama sejak lama memang telah menggalakkan upaya pengendalian senapan dan pistol, terutama setelah banyaknya terjadi kematian akibat penyalahgunaan senjata api ini.
Namun dia banyak mendapatkan penentangan dari parlemen yang telah termakan lobi para perusahaan pembuat senjata. Dalam kesempatan kali ini, dia menyadari akan banyak dikritik karena mencoba mempolitisir peristiwa ini demi memuluskan upaya pengendalian senjata api.
"Ini adalah sesuatu yang harus dipolitisir," tegas Obama.
Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah penembakan massal terbanyak di dunia, berdasarkan hasil studi terbaru yang dikutip CNN. Obama menyadari hal ini, dan mengatakan bahwa pelaku kejahatan ini adalah "orang yang jiwanya sakit."
"Tapi kita bukan satu-satunya negara di Bumi yang punya orang gila yang ingin melukai orang lain. Kita adalah satu-satunya negara maju di Bumi yang melihat penembakan massal seperti ini setiap bulan," ujar Obama.
Obama menyerukan pada para pemilik senjata api yang menggunakannya untuk berburu, olahraga atau perlindungan mempertanyakan apakah para pelobi senjata mewakili pandangan mereka.
Dia tidak secara langsung menyebutkan Asosiasi Senapan Nasional, perkumpulan perusahaan senjata yang gencar melobi anggota parlemen di Washington, namun pernyataannya jelas pada kelompok itu.
Bersama dengan Wakil Presiden Joe Biden, Obama telah mendesak reformasi kepemilikan senjata api setelah penembakan di sekolah Sandy Hook, Connecticut, yang menewaskan 28 orang. Namun upaya Obama gagal di parlemen.
Obama juga menegaskan bahwa upayanya ini akan selalu ditekankan setiap terjadi penembakan.
(den)