Korsel Minta Korut Hentikan Peluncuran Roket dan Nuklir

Melodya Apriliana | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2015 17:45 WIB
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye pada Jumat (2/10) mendesak Korea Utara agar menghentikan program peluncuran roket, yang diduga sebagai nuklir.
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye khawatir rencana upaya reuni bagi keluarga yang terpisah oleh kedua negara pasca Perang Korea akan dibatalkan di saat-saat terakhir. (Reuters/Kim Hee-Chul)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye pada Jumat (2/10) mendesak Korea Utara agar menghentikan program peluncuran roket, yang diduga publik internasional sebagai uji coba peluncuran nuklir.

"Korea Utara sedang membahayakan hidup warga kami. Perkembangan senjata nuklir dan roket jarak jauh, yang merupakan hambatan perdamaian dunia, harus dihentikan," katanya pada perayaan peringatan Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan, dilansir dari Channel NewsAsia.

"Jika Korea Utara memilih jalan dialog daripada konfrontasi, Korea Selatan dan komunitas internasional akan dengan senang hati membantu rekonstruksi ekonominya," kata Park melanjutkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Park sempat berkomentar serupa beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran bahwa meluncurkan roket jarak jauh Korea Utara bisa jadi merupakan percobaan nuklirnya, demi menandai hari penting bagi negara komunis itu.

Tanggal 10 Oktober mendatang, Korea Utara akan memperingati dirgahayu ke-70 pendiri Partai Pekerja yang masih berkuasa hingga kini. Parade militer besar diperkirakan bakal digelar untuk menarik dukungan bagi pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un.

Pyongyang belum lama ini mengatakan seluruh pegawai pemerintahan dan personel militer akan menerima 100 persen dari gaji bulanannya sebagai bonus, tetapi para ahli di Seoul berpendapat bonus itu tak akan membantu banyak bagi keadaan ekonomi warga Korea Utara.

"Rata-rata pekerja Korea Utara menerima sekitar 3 ribu sampai 4 ribu won," ujar Kim Yong-hun, kepala harian Daily NK.

"Saat ini di pasar Korea Utara, satu kilogram beras berharga sekitar 5 ribu won Korea Utara. Pendapatan ekstra yang diterima para pekerja belum cukup untuk membeli satu kilogram beras. Itu tidak akan terlalu bermanfaat bagi warga Korea Utara," ujarnya Kim melanjutkan.

Menurut data dari Program Makanan Dunia PBB, sebanyak 70 persen dari 18 juta warga Korea Utara amat rentan mengalami kekurangan pangan.

Kala Korea Utara tengah bersiap merayakan hari penting itu, Korea Selatan khawatir rencana upaya reuni bagi keluarga yang terpisah oleh kedua negara pasca Perang Korea akan dibatalkan di saat-saat terakhir.

Keluarga yang lebih dari enam dekade terpisah di antara kedua Korea ini direncanakan akan saling berjumpa lagi untuk pertama kalinya di Gunung Kumgang, Korea Utara, pada 20 Oktober mendatang.

Namun, bila Korea Utara jadi melakukan percobaan nuklir dan roket jarak jauhnya, tensi akan kembali meninggi di semenanjung Korea, dan rencana reuni itu nampaknya benar-benar akan batal. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER