Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam enam tahun ke depan, China berharap dapat mengangkat 70 juta warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan ke tingkat yang lebih aman, dengan rata-rata satu juta orang per bulan. Rencana itu disampaikan pejabat kabinet China, Senin (12/10), dilansir dari Reuters.
Meski pertumbuhan ekonominya melaju cepat dalam dua dekade belakangan, kemiskinan tetap jadi masalah besar China, terutama di wilayah pedesaan. Minimnya lowongan pekerjaan membuat penduduk dewasa terpaksa meninggalkan anak-anak dan lansia untuk menimba rezeki di tempat lain.
"Kita punya enam tahun untuk memberantas kemiskinan," ujar Hong Tianyun, wakil direktur Dewan Negara untuk Pengurangan Kemiskinan dan Pembangunan China, di situs web milik pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan lalu, kantor berita milik negara, Xinhua melaporkan, sekitar 70 juta orang terutama di pedesaan hidup di bawah garis kemiskinan China, dengan pendapatan di bawah 2.300 yuan (Rp 4,8 juta) per tahunnya. Data tersebut dikutip dari Biro Statistik Nasional.
Menurut Hong, pemerintah daerah punya jangka waktu yang pendek untuk membuat tugas ini berhasil.
"Jika tidak ada inisiatif khusus, akan sangat sulit untuk mencapai misi ini," katanya. "Jadi, dari pemerintah pusat ke daerah, dari atas ke bawah, tekanan terus turun,"
Para analis mengatakan, kementerian keuangan China telah mengalokasikan lebih banyak dana bantuan kemiskinan tahun ini daripada tahun kemarin.
Sementara itu, masih menurut laporan Xinhua, kurang lebih 12,3 juta orang berhasil terangkat ke atas garis kemiskinan di tahun 2014, lebih sedikit daripada 43,3 juta orang pada 2011.
Sebelumnya, China menetapkan tahun 2020 sebagai target pemberantasan kemiskinan, dengan program-program seperti sekolah kejuruan gratis, pelayanan publik yang lebih baik, modal bagi bisnis-bisnis baru, serta perbaikan jalan dan layanan kesehatan di desa.
Namun, seiring melambatnya perekonomian China, ketimpangan antara yang kaya dan miskin terus menjadi kekhawatiran negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Beijing juga tengah ditekan penciptaan lapangan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi. Menurut para petinggi negara, mencegah pengangguran massal adalah prioritas penting di tengah perlambatan ekonomi ini.
(stu)