Militan Kurdi Diduga Lakukan Kejahatan Perang di Suriah

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 09:12 WIB
Kelompok militan Kurdi yang disokong Amerika Serikat disebut telah melakukan kejahatan perang dengan menghancurkan rumah warga Arab dan Turkmen.
Kelompok militan Kurdi yang disokong Amerika Serikat disebut telah melakukan kejahatan perang dengan menghancurkan rumah warga Arab dan Turkmen. (Ilustrasi/Reuters/Ammar Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan Kurdi yang disokong Amerika Serikat disebut telah melakukan kejahatan perang di beberapa tempat di Suriah. Di antaranya adalah penghancuran rumah dan pengusiran paksa warga Arab di negara itu.

Diberitakan Washington Post, dugaan kejahatan perang ini disampaikan oleh lembaga Amnesty International dalam laporannya yang dirilis pada Senin (12/10).

Amnesty mengaku memiliki bukti bahwa kelompok militan Kurdi yang dikenal bernama Unit Perlindungan Rakyat atau YPG telah memaksa warga Arab dan Turkmen di utara Suriah menyingkir dari rumah mereka atas perintah dari Partai Serikat Demokrasi, faksi politik Kurdi yang menguasai wilayah otonomi itu sejak Januari 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan sengaja menghancurkan rumah warga sipil, dalam beberapa kasus meruntuhkan dan membakar seluruh desa, mengusir warganya tanpa dasar militer yang dibenarkan, pemerintah daerah otonomi itu telah menyalahgunakan wewenang dan melanggar hukum kemanusiaan internasional yang merupakan kejahatan perang," kata Lama Fakih, penasihat krisis senior Amnesty, dalam pernyataannya.

YPG merupakan kelompok militan yang dianggap sukses memukul mundur ISIS. AS memberikan sokongan berupa pelatihan, pasokan senjata dan membantu melalui serangan udara. YPG mengumumkan akan bergabung dengan koalisi militer Arab anti pemerintahan Bashar al-Assad di bawah bendera "Kekuatan Demokrasi Suriah."

Amnesty dalam laporannya mengatakan YPG mengusir warga Arab dan Turkmen dari kediaman mereka sebagai pembalasan atas dukungan mereka terhadap ISIS atau kelompok militan lainnya. Pemerintahan Kurdi berdalih kasus ini terbatas dan dilakukan demi alasan keamanan, namun Amnesty memiliki bukti Kurdi tidak hanya mengusir tapi juga menghancurkan rumah warga.

Bukti Amnesty salah satunya berupa citra satelit yang menunjukkan 225 bangunan di desa Husseiniya dekat Tel Hamees pada Juni 2014. Citra satelit di tempat yang sama setahun kemudian menunjukkan hanya ada 14 bangunan yang berdiri, sisanya rata dengan tanah.

Warga setempat mengatakan, rumah mereka dihancurkan YPG setelah berhasil mengusir ISIS dari desa itu. "Kehancuran desa dalam citra satelit menunjukkan bahwa itu bukan hancur karena tembakan, tapi memang dihancurkan," ujar laporan Amnesty.

Saksi lainnya mengatakan bahwa suatu kali tentara Kurdi menyiram sebuah rumah dengan bensin dan mengancam membakarnya, padahal pemiliknya masih ada di dalam.

Kesaksikan ini dibenarkan warga Suriah lainnya yang mengatakan bahwa Kurdi mengancam akan memerintahkan jet AS membombardir rumah mereka.

"Mereka memerintahkan kami untuk pergi atau mereka akan mengatakan kepada koalisi AS bahwa kami adalah teroris dan jet akan menghantam keluarga kami," kata seorang saksi.

Amnesty menyerukan dihentikannya pengusiran dan penghancuran rumah warga. Lembaga ini juga mendesak warga yang rumahnya diratakan untuk diberi kompensasi. Pemerintah AS tidak dapat dihubungi untuk dimintai konfirmasi.

Kerja sama AS dengan Kurdi dalam konflik Suriah yang telah memakan korban jiwa 250 ribu orang memang kontroversial. Turki, sekutu AS di kawasan, menganggap YPG adalah organisasi teroris yang berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan dari Turki. AS juga menganggap PKK adalah organisasi teroris, tapi label yang sama tidak disematkan untuk YPG. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER