Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman pada Rabu (21/10) menyerukan komite sanksi Dewan Keamanan PBB agar mengambil tindakan atas uji coba rudal oleh Iran yang dianggap melanggar aturan PBB.
Dalam sebuah surat yang berisi rincian tentang peluncuran rudal, mereka mengatakan rudal balistik adalah "inheren yang mampu meluncurkan senjata nuklir."
Surat dikirim ke komite PBB setelah AS mengangkat masalah itu di 15 anggota Dewan Keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya bahwa informasi ini akan membantu Komite terkait tanggung jawabnya untuk memeriksa dan mengambil tindakan yang tepat dalam menanggapi pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB," tulis mereka.
Awal Oktober lalu Iran mengatakan bahwa mereka telah menguji rudal balistik presisi yang baru.
Para diplomat mengatakan bahwa komite bisa memsukkan individu atau badan di Iran ke dalam daftar hitam jika ditemukan peluncuran rudalnya melanggar aturan PBB.
Namun, mereka mengatakan Rusia dan China, yang telah menentang sanksi terhadap program rudal Iran, kemungkinan akan memblokir setiap langkah tersebut.
"Amerika Serikat akan terus menekan Dewan Keamanan untuk merespons secara efektif setiap pelanggaran di masa depan,” kata Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Iran telah membantah penilaian negara Barat bahwa rudal itu mampu meluncurkan hulu ledak nuklir.
"Tak satu pun rudal Republik Islam Iran yang dirancang untuk kemampuan nuklir," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Sabtu, menurut kantor berita IRNA.
Tes rudal balistik Iran dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2010 yang tetap berlaku hingga kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara lain diimplementasikan.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada 14 Juli itu, sebagian sanksi terhadap Iran akan diangkat sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya. Setelah berlaku, Iran masih akan "dipanggil" untuk menahan diri memproduksi rudal balistik yang dirancang untuk meluncurkan senjata nuklir selama delapan tahun.
Para pejabat AS dan Eropa telah mengatakan tidak mungkin kesepakatan itu akan sepenuhnya dilaksanakan sebelum tahun depan.
Meski begitu, pasokan teknologi rudal balistik ke Teheran masih dimungkinkan dengan persetujuan Dewan Keamanan, tetapi AS telah berjanji untuk memveto setiap permintaan tersebut.
Tes rudal sendiri tidak melanggar kesepakatan nuklir, menurut pejabat AS.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu menyetujui kesepakatan nuklir namun memperingatkan kesepakatan itu akan dilanggar jika salah satu dari enam kekuatan dunia memberlakukan sanksi pada setiap tingkat dan dengan dalih apapun.
(stu)