Kelelahan, Petugas Secret Service AS Ketahuan Tidur Siang

Amanda Puspita Sari/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 16:13 WIB
Secret Service dinilai menerapkan jadwal kerja yang panjang setelah dua petugasnya ketahuan tidur siang ketika seharusnya mereka bekerja.
Ilustrasi petugas Secret Service (jackethead/Thinkstockphotos)
Jakarta, CNN Indonesia --
Inspektur Jenderal Kantor Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengirimkan peringatan keras kepada pasukan pengaman presiden AS, atau Secret Service, setelah dua petugasnya ketahuan tidur siang di pos mereka. Petugas Secret Service dinilai terlalu banyak bekerja, dan justru menciptakan risiko keamanan.

Surat "peringatan manajemen" yang dikirim ke Direktur Secret Service, Joe Clancy pada pekan ini, setelah terjadi dua insiden berbeda selama musim panas, ketika dua petugas Secret Service yang bekerja di Gedung Putih ditemukan tengah tidur siang saat seharusnya bekerja.

Insiden ini terungkap saat beberapa pejabat dari kantor inspektur jenderal sedang melakukan tur di sejumlah fasilitas yang dijaga Secret Service, sebagai bagian dari program kajian komunikasi radio untuk satuan pengawal presiden AS ini.

Kedua petugas Secret Service itu kemudian dikenakan sanksi kedislipinan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut surat peringatan tersebut, salah satu petugas bekerja lembur selama hampir 60 jam dalam dua pekan sebelum insiden itu.

Petugas Secret Service yang tidak dipublikasikan namanya itu memaparkan jadwal kerja semacam itu merupakan jumlah kerja "minimal" dibandingkan dengan jadwal petugas lainnya.

Petugas yang ketahuan tertidur itu mengaku bahwa jam kerja yang panjang, perjalanan dalam bertugas dan penyakit yang sedang dia derita membuatnya jatuh tertidur. Secara khusus, sang petugas menyatakan bahwa dia bertugas selama 36 jam saat ikut rombongan presiden ke Kenya.

Petugas lain melaporkan bahwa dia bekerja sekana 12 jam setiap hari. Petugas tersebut menyatakan di harus bekerja di terik matahari dan kurang minum.

"Kelelahan dari perjalanan, lembur dan jam kerja yang panjang menyebabkan insiden ini," bunyi pernyataan dari surat peringatan tersebut, dilansir dari CNN, Kamis (22/10).

Surat peringatan itu menyebutkan bahwa para petugas Secret Service harus bekerja sama 12 jam per hari selama 13 hari penuh, diikuti dengan satu hari libur.

"Jadwal kerja semacam ini berdampak kepada kemampuan petugas keamanan untuk melakukan tugasnya," kata peringatan itu.

Sementara, Secret Service membantah keras tuduhan jadwal kerja yang padat itu dalam sebuah pernyataan bernada tajam.

"Mengenai dua insiden ini, masalah penjadwalan kerja tidak berkontribusi dan tidak menjadi alasan untuk perilaku yang tidak baik dari para petugas," bunyi pernyataan dari Secret Service.

"Dalam kedua kasus, para petugas itu memiliki hari libur yang cukup sebelum insiden itu," bunyi pernyataan tersebut.

Meski demikian, sejumlah petugas Secret Service yang diwawancarai CNN menyatakan bahwa jadwal kerja selama 12 jam per hari selama 13 hari berturut-turut adalah jadwal kerja yang tidak biasa.

Saat ini, kantor inspektur jenderal tengah meninjau kinerja Secret Service, terutama terkait beban dan semangat kerja para petugas. Tinjauan ini dilakukan setelah insiden memalukan saat seorang pria melompat pagar dan berlari melintasi halaman Gedung Putih di wilayah, dan dapat menembus area tempat tinggal di sekitar Gedung Putih melalui pintu depan yang tidak terkunci.

Clancy, yang menjabat sebagai direktur Secret Service sejak Februari lalu, berjanji untuk mengubah manajemen Secret Service dan merekrut sejumlah petugas baru. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER