Berutang Rp4 T, AS Tetap Ingin Jadi Anggota Dewan UNESCO

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 19 Okt 2015 04:17 WIB
John Kerry berupaya agar AS kembali terpilih di dewan UNESCO meski berhutang US$300 juta (Rp4 triliun) karena Kongres menghentikan anggaran untuk badan itu.
Menlu John Kerry berupaya AS terpilih kembali di dewan UNESCO dengan janji meminta Kongres mengembalikan anggaran untuk badan itu. (Reuters/Charles Mostoller)
Paris, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry berupaya agar negara itu kembali terpilih dalam dewan UNESCO dengan berjanji akan meminta Kongres mengalokasikan kembali dana ke badan PBB itu. 

Kongres AS menghentikan pembayaran iuran UNESCO pada 2011 sebagai protes atas keputusan UNESCO menerima Palestina sebagai anggota penuh.

Dalam pidato di kantor pusat UNESCO di Paris, Kerry mengatakan Amerika Serikat sebelumnya memimpin sejumlah inisiatif baru dan memperdalam keterlibatan dengan lembaga itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Amerika Serikat adalah kandidat yang pantas dipilih kembali dalam dewan eksekutif UNESCO. Saya berterima kasih atas kesempatan berbicara dengan anda…tetapi sebenarnya saya ingin menjelaskan tingkat komitmen AS terhadap lembaga ini, dan juga harapan kami di masa depan,” kata Kerry kepada duta besar dan pejabat UNESCO.

“Kami sangat menghargai UNESCO sebagai dasar kerja sama dengan anda, mitra kami, dalam mencapai berbagai tujuan,” tambahnya.

Amerika Serikat kehilangan hak memberi suara di majelis umum UNESCO November 2013 karena negara itu tidak mau membayar iuran, meski masih menjadi anggota dewan eksekutif.

Saat ini AS menunggak pembayaran bernilai total US$300 juta kepada UNESCO.

Sebelum Kongres mencabut dukungan dana empat tahun lalu sebagai reaksi atas keputusan memberi status keanggotaan penuh pada Palestina, Amerika Serikat menyediakan 22 persen anggaran tahunan UNESCO.

Di saat yang sama Israel juga kehilangan hak memberi suara ketika negara itu menghentikan pembayaran iuran.

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengatakan, tugas badan ini di bidang pendidikan terutama bagi anak perempuan serta mengatasi rasisme dan ekstremisme dengan kekerasan merupakan isu penting bagi AS.

Merujuk pada utang AS dan pembekuan pendanaan, Bokova mengatakan: “Kami memerlukan AS…dalam setiap keluarga selalu ada masalah kecil. Ada masalah kecil yang harus kita perbaiki, mungkin dengan Anda, tetapi saya yakin dengan komitmen Anda tersebut kita akan melakukannya.”

(yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER