Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pelawak dan bintang televisi Guatemala, Jimmy Morales, memenangkan pemilihan umum presiden pada Minggu (25/10) di tengah skandal korupsi yang menggulingkan presiden sebelumnya. Morales sebelumnya tak punya pengalaman dalam pemerintahan.
Reuters melaporkan kantor pusat Front Konvergensi Nasional (FCN), partai Morales bernaung, larut dalam suka cita merayakan kemenangan Morales.
Sebagai orang luar dalam dunia politik, Morales dianggap menjanjikan pemerintahan yang bersih. Ia memenangkan sekitar 72,5 persen suara, jauh di atas mantan ibu negara Sandra Torres, dengan angka 27,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebagai presiden saya menerima mandat, dan mandat dari rakyat Guatemala adalah untuk berperang melawan korupsi yang memakan kita. Tuhan memberkati dan terima kasih,” kata Morales ketika hasil penghitungan suara sudah menunjukkan ia menang telak.
Morales, 46, selama 14 tahun menghiasi televisi Guatemala dengan leluconnya yang dikenal rendah hati. Ia terhubung dengan masyarakat Guatemala yang muak akan korupsi di negara itu, yang bulan lalu memicu protes nasional dan berujung penggulingan Presiden Otto Perez.
“Kami lelah dengan wajah-wajah yang sama. Jimmy Morales tak terlalu meyakinkan saya, saya tadinya bahkan tak mau memilih. Tapi dia satu-satunya pilihan,” kata Ana Fuentes, 36, seorang pedagang kecil.
Namun Morales juga dikritik atas ide politik yang boros, seperti menjanjikan telepon pintar kepada anak-anak atau menandai guru dengan GPS untuk memastikan mereka benar-benar hadir di dalam kelas.
Manisfesto politiknya hanya berjumlah enam halaman, dan cuma berisi sedikit petunjuk bagaimana nanti ia akan memerintah. Partai FCN-nya juga cuma punya 11 kursi dari 158 kursi Kongres.
“Ia tak punya program dan tak punya tim,” kata Hugo Novales, seorang analis politik dari
think tank Guatemala, ASIES. “Namun ketidakpuasan sangat tinggi sehingga hal-hal itu bukan jadi prioritas rata-rata pemilih.”
Para pemilih rata-rata tak menyukai Torres, 60, yang dianggap sebagai bagian dari sistem politik lama.
Di FCN, beberapa anggotanya adalah militer, meski demikian Morales mengatakan bahwa warga sipil merupakan inti partai itu. Militer Guatemala memerankan peran brutal dalam perang sipil Guatemala pada 1960-1966.
(stu)