Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 100 ribu tempat penampungan dan pendataan imigran akan dibangun di negara-negara Balkan, yang merupakan jalur perjalanan para pengungsi dari Suriah, Libya dan Irak.
Dikutip oleh Channel NewsAsia, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, usai pertempuan dengan para pemimpin kawasan untuk membicarakan krisis pengungsi pada Senin (26/10) di Brussels, mengatakan sekitar 50 ribu tempat penampungan akan dibangun di Yunani, sedangkan 50 ribu lainnya sepanjang negara Balkan, seperti Makedonia dan Serbia.
Tempat penampungan yang akan dibangun dengan bantuan dari lembaga pengungsi PBB, UNHCR, ini akan menjadi tempat perlindungan, pendataan imigran dan membantu mengatur aliran pengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengatur aliran migrasi adalah satu-satunya cara menciptakan ketertiban, untuk membendung aliran orang yang tidak terkendali," kata Juncker.
Lebih dari 670 ribu imigran mendarat di Eropa tahun ini, kebanyakan mereka adalah warga Suriah, Irak dan Afghanistan yang lari dari perang. Aliran deras imigran ini adalah yang terparah sejak Perang Dunia II.
Bergerak melalui Balkan, para pengungsi memadati negara-negara di bagian timur Uni Eropa.
Kewalahan menahan arus imigran, Hungaria menutup perbatasan dengan Serbia dan Kroasia. Akibatnya, penumpukan imigran terjadi di negara-negara tetangga. Negara kecil Slovenia contohnya, kini dipadati oleh 60 ribu pengungsi.
Sekitar 3.000 imigran tewas saat mencoba mengarungi Laut Mediterania menuju Yunani. Dikhawatirkan insiden yang memakan lebih banyak korban lagi akan terjadi mengingat musim dingin yang membekukan akan segera tiba.
Yunani menjadi pemberhentian pertama para imigran yang mencoba mencari cara menuju negara Eropa yang lebih kaya, seperti Jerman.
Juncker mengatakan Eropa sepakat untuk membuat 17 langkah "pragmatis dan operasional untuk memastikan orang-orang ini tidak dibiarkan bertahan hidup sendirian dalam menghadapi hujan dan dingin."
Dia melanjutkan, salah satu unsur kuncinya adalah mempercepat dan memperlancar arus informasi untuk koordinasi, terutama pada pengendalian perbatasan. Hal ini penting agar tidak terjadi penumpukan di negara-negara tetangga.
(stu)