Jakarta, CNN Indonesia -- Reuni antara keluarga dari Korea Utara dan Korea Selatan yang terpisah setelah perang Korea berakhir penuh air mata pada Senin (26/10).
Seperti dilansir Channel NewsAsia, suasana haru memang meliputi tiga hari reuni demi menebus kerinduan para anggota keluarga yang sudah terpisah sejak enam dekade silam ini.
Suasana kian mengharukan ketika detik-detik terakhir reuni. Bagi para warga lanjut usia, momen tersebut bisa menjadi pertemuan terakhir mereka dengan kerabatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang nenek asal Korut, Han Um-Jon, masih ingat betul momen terakhir kali ia menatap suaminya yang sudah berusia 86 tahun. Han melihat suaminya dibawa ambulans untuk kembali ke Seoul.
Sementara itu, warga lain tampak sulit melepas kepergian kerabat mereka yang melambai dari dalam bus-bus. Kendaraan tersebut sudah siap meluncur meninggalkan penginapan di kaki bukit Korut, tempat reuni diselenggarakan.
"Ayah, tolong hidup sampai usia 130 tahun. Saya akan tetap hidup sampai umur 100 tahun," ujar seorang pria bernama Lee Dong-wook kepada peserta paling tua dari Korsel, Lee Suk-ju, yang sudah berusia 98 tahun.
Dari dalam bus, terdengar seorang perempuan berteriak kepada kerabatnya yang merupakan warga Korut, "Kita akan mencari cara untuk bertemu lagi. Jangan sampai sakit, ya?"
 Reuni terakhir berlangsung pada Februari 2014. (Reuters/Yonhap/Pool) |
Acara yang awalnya digadang-gadang akan berlangsung selama tiga hari penuh ternyata tidak sesuai perkiraan. Nyatanya, reuni hanya dilakukan dalam enam sesi terpisah dengan durasi dua jam.
Namun, mereka tetap saja merupakan seribu orang beruntung yang terpilih untuk mengikuti reuni. Di masing-masing belahan Korea masih terdapat puluhan ribu orang yang kecewa karena aplikasi reuni mereka tak diterima.
Reuni ini merupakan kali kedua selama lima tahun belakangan. Kedua belah Korea sepakat untuk kembali mengadakan reuni ini pada Agustus lalu sebagai upaya meredam ketegangan dan konflik bersenjata.
(stu)