Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Bangladesh menahan empat pria yang terlibat dalam penembakan seorang pekerja medis Italia, Tavella, di ruas jalan Kota Dhaka.
Seperti dilansir
CNN, para pelaku menembak Tavella di daerah diplomatik di Dhaka pada 28 September lalu. Namun, mereka tak mengambil apapun dari Tavella.
Menurut Komisioner Kepolisian Bangladesh, Muntashirul Islam, motif penembakan Tavella tak lain adalah untuk mengganggu warga asing di yang hidup di Bangladesh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lama setelah insiden terjadi pada bulan lalu, ISIS langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Namun pada Senin (26/10), Islam mengatakan bahwa tidak ada anggota ISIS dari empat orang yang mereka tahan.
Keempat tersangka warga Bangladesh tersebut, kata Islam, merupakan pembunuh bayaran yang disewa oleh seseorang dengan julukan Big Brother. Para tersangka pun yakin bahwa Big Brother tidak ada hubungannya dengan ISIS.
Pernyataan dari kepolisian ini meninggalkan banyak tanda tanya dari publik mengenai kebenaran klaim dari ISIS.
Pasalnya, sebelumnya kelompok militan tersebut juga mengaku sebagai dalang di balik pembunuhan seorang warga Jepang di utara Bangladesh pada awal Oktober. Beberapa pemerintahan asing pun mengeluarkan peringatan agar warganya yang berada di Bangladesh tetap waspada.
Melalui pernyataan tersebut, Islam juga memastikan bahwa tidak ada hubungan antara penembakan Tavella dan penyerangan terhadap warga Jepang tersebut.
Tak hanya warga asing, ISIS juga mengklaim melakukan serangan terhadap kaum Syiah di Dhaka pada Sabtu lalu. Merujuk pada laporan kelompok pemantau terorisme, SITE, seorang remaja pria tewas dan 50 orang lain terluka dalam insiden bom tersebut.
ISIS yang berideologi ekstrem memang kerap menarget kaum Syiah di Irak dan Suriah. Di Bangladesh, Syiah juga menjadi kelompok minoritas di tengah mayoritas penduduk Sunni.
Islam memastikan bahwa pemerintah sudah memperketat penjagaan di sekitar ibu kota setelah insiden terhadap warga Italia ini terjadi. Pemerintah menerjunkan lebih banyak personel keamanan dan menambah kamera pemantau.
(stu)