Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah gempa berkekuatan 7,5 skala Richter mengguncang sebagian Asia Selatan dan menewaskan setidaknya 306 orang pada Senin (26/10), seluruh warga Pakistan dan Afghanistan bahu-membahu menolong korban dan membenahi kerusakan, tak terkecuali dengan kelompok militan Taliban atau yang dikenal dengan nama resmi Emirat Islam.
"Emirat Islam meminta warga negara yang baik dan organisasi lainnya untuk tidak ragu memberikan perlindungan, makanan, dan pasokan medis kepada para korban gempa bumi. Itu juga merupakan perintah bagi mujahidin di daerah yang terkena dampak untuk memberikan pertolongan," demikian kutipan pernyataan resmi Taliban seperti dikutip Channel NewsAsia.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa keberadaan Taliban membuat situasi proses pemberian bantuan kepada korban gempa tak aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah memiliki cukup makanan dan bantuan lainnya. Keadaan hujan selama empat hari belakangan dan cuaca sangat dingin. Jika kami tidak segera memberikan bantuan, semua bisa berubah menjadi bencana baru," ujar kepala kepolisian Kunar, Abdul Habib Sayed Khil.
Tak hanya Taliban, tim pengirim bantuan juga menghadapi berbagai rintangan lain.
Menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), jika melihat karakteristiknya, gempa kali ini memang dianggap mirip dengan guncangan berkekuatan 7,6 skala Richter yang melanda Kashmir dan menewaskan 70 ribu orang pada 2005.
Bedanya, gempa kali ini terjadi di bagian Bumi yang lebih dalam, sekitar 223 kilometer di bawah permukaan tanah sehingga dianggap lebih tak berbahaya. Pusat gempa juga berada di Kota Jarm, Afghanistan, daerah permukiman yang jarang populasi.
Namun, kebanyakan penduduk di Jarm tinggal di bangunan dengan batu bata lumpur yang rentan rubuh. Medan daerah pegunungan dan infrastruktur tak memadai membuat operasi pasca gempa sulit dilakukan.
Beberapa sukarelawan yang pertama kali tiba di lokasi saja harus bersusah payah untuk mencapai daerah terdampak gempa. Kebanyakan desa yang terkena guncangan keras sangat sulit dijangkau. Jumlah kerusakan dan korban pun diperkirakan akan terus bertambah.
Hingga kini, Menteri Manajemen Bencana Afghanistan, Wais Ahmad Barmak, memperkirakan sekitar empat ribu rumah rata dengan tanah akibat gempa ini.
Begitu dahsyatnya gempa, getaran hebat juga dirasakan hingga Pakistan, India, dan Kyrgyzstan.
USGS pun mengeluarkan peringatan oranye atas gempa ini. "Kerusakan signifikan sangat mungkin terjadi dan bencana berpotensi menyebar. Kejadian sebelumnya dengan level peringatan seperti ini membutuhkan tingkat respons nasional dan regional," demikian kutipan pernyataan resmi USGS.
Melihat besarnya dampak gempa ini, berbagai pihak mulai menawarkan bantuan, salah satunya India.
"Saya sudah meminta petugas darurat dan kami siap untuk membantu di tempat yang membutuhkan, termasuk di Afghanistan dan Pakistan," kicau Perdana Menteri India, Narendra Modi, melalui akun Twitter pribadinya, @narendramodi.
Di Washington, D.C., Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan bahwa Badan Pembangunan Internasional AS siap menyumbang kamp darurat dan pasokan bantuan lain.
Namun, Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengatakan akan meninjau terlebih dahulu bencana yang juga menimpa negaranya ini.
"Kami akan mengusahakan yang terbaik untuk menangani bencana ini menggunakan sumber daya kami sendiri," katanya.
(stu)