Militan Pakistan Terdepan Membantu Korban Gempa

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 30 Okt 2015 18:14 WIB
Kelompok yang dilabeli teroris oleh PBB dan AS ternyata berada paling depan dan satu-satunya untuk para korban gempa bumi di Pakistan.
Kelompok yang dilabeli teroris oleh PBB dan AS ternyata berada paling depan dan satu-satunya untuk para korban gempa bumi di Pakistan. (Reuters//Hazrat Ali Bacha)
Islamabad, CNN Indonesia -- Lembaga bantuan yang berafiliasi dengan organisasi militan, Jamaat-ud-Dawam, masuk dalam kategori kelompok terorisme dan tokoh-tokohnya ada di daftar teroris PBB. Namun, organisasi ini dianggap sebagai pahlawan karena berada paling terdepan dan bahkan satu-satunya yang hadir dalam memberikan donasi bagi para korban gempa di Pakistan, terutama di wilayah sulit terjangkau.

Diberitakan Reuters, Jumat (30/10), sekitar 2.000 relawan Jamaat-ud-Dawa atau JuD telah tersebar di bagian utara Pakistan setelah gempa 7,5 skala richter mengguncang negara itu.

Korban gempa, terutama di wilayah terpencil mengaku terbantu dengan kehadiran JuD. Salah satunya adalah ahli herbal Najib Alam, 50, yang mengatakan bahwa JuD adalah satu-satunya lembaga bantuan yang mencapai wilayahnya di desa Rehankot, wilayah Dir atas. Rumah Alam seperti banyak bangunan lain di desa itu, hancur akibat gempa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"JuD adalah satu-satunya lembaga yang ada di sini," kata Alam.

Desa tempat tinggal Alam penuh reruntuhan rumah-rumah warga. Alam menyayangkan ketiadaan bantuan pemerintah dan negara-negara lain di desanya. "Mungkin mereka yang menyuarakan kemanusiaan seperti Amerika Serikat harus datang dan membantu kami," ujar Alam.

JuD dan afiliasinya, Yayasan Falah-e-Insaniat telah mendapatkan sanksi dari AS dan PBB, karena dianggap merekruit anggota dan mengumpulkan dana untuk militan.

PBB mengatakan, JuD adalah sayap donasi dan politik Lashkar-e-Taiba, LeT, yang sering melakukan serangan di wilayah Kashmir yang menjadi sengketa dengan India. LeT juga dituduh berada di balik serangan Mumbai tahun 2008 yang menewaskan 166 orang.

Muhammad Zubaik, relawan JuD, mengatakan bahwa tiga jam setelah berita gempa, kelompok itu berhasil mengumpulkan dana bantuan sebesar 1 juta rupee atau lebih dari Rp137 juta.

Menurut JuD, semua tuduhan yang dialamatkan kepada mereka adalah propaganda buruk.

"Ini adalah propaganda. PBB menjatuhi JuD sanksi tapi kami tidak pernah diberitahu bentuk terorisme apa yang kami lakukan, dan tidak ada pernah membuktikan tuduhan itu," kata Abdur Rauf, kepala operasi bantuan kemanusiaan JuD.

Rauf masuk dalam daftar "teroris global" yang dibuat AS pada tahun 2010.

Dia mengatakan JuD memiliki 30 ribu relawan dan ratusan pekerja yang digaji antara US$100 dan US$200 per bulan. Menurut dia JuD tidak mendukung militansi dan mempromosikan diterapkannya hukum Islam di Pakistan serta direbutnya kembali wilayah Kashmir yang diduduki India.

Pekan ini, Menteri Informasi Pakistan Pervez Rashid mengatakan semua kelompok terlarang tidak boleh memberikan bantuan kepada korban gempa.

Rauf mengaku tidak peduli pada larangan tersebut, karena menurut dia tidak banyak politisi Pakistan yang peduli pada warga miskin.

"(Hafiz Saeed, pendiri JuD) selalu bersama rakyat, selalu menyelesaikan masalah mereka. Kami sendiri dari rakyat menengah dan miskin. Tidak ada beda antara kelas kami dan mereka," tegas Rauf. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER