Suu Kyi kepada Ribuan Pendukung NLD: Awasi Kecurangan Pemilu

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 10:20 WIB
Aung San Suu Kyi mengimbau para pendukungnya untuk waspada terhadap kecurangan yang mungkin saja terjadi pada pemilu bersejarah tersebut.
Pemimpin NLD dan tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimbau para pendukungnya untuk waspada terhadap kecurangan yang mungkin saja terjadi pada pemilu bersejarah Myanmar. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu pendukung partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, bergabung dalam kampanye besar-besaran di jantung kota Yangon pada Minggu (1/11), atau sepekan sebelum pemilihan umum demokratis pertama Myanmar digelar.

Dalam kampanye itu, pemimpin NLD dan tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimbau para pendukungnya untuk waspada terhadap kecurangan yang mungkin saja terjadi pada pemilu bersejarah tersebut.

"Kekuatan rakyat adalah kekuatan kita juga," Suu Kyi, 70, dihadapan lautan pendukungnya yang mengenakan kaus serba merah dalam kampanyenya yang terbesar yang diselenggarakan di pusat komersial di Yangon timur, dikutip dari Channel NewsAsia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak perlu bekerja dengan cara kotor. Kita akan bertindak hingga menang dengan cara yang benar. Kita semua harus sepenuhnya waspada," seru Suu Kyi yang sontak disambut dengan gegap gempita oleh para pendukungnya.

Para pendukung NLD berbaris di sejumlah ruas jalan yang mengarah ke stadion, tempat Suu Kyi, peraih Nobel kemanusiaan merampungkan kampanyenya yang telah berlangsung selama hampir dua bulan.

Tak hanya berjalan kaki, ribuan pendukung NLD mengendarai bus, taksi dan truk yang dihiasi dengan bendera dan spanduk NLD yang dihiasi foto Suu Kyi dan sejumlah selogan bertuliskan "Pilihlah untuk perubahan," atau "Ayo pilih NLD untuk perubahan yang sebenarnya."

Di bawah sengatan matahari yang terik, para pendukung NLD membagikan botol air minum, sementara sebagian lainnya berlindung di balik lautan payung merah.

Dalam kampanye NLD terbesar ini, Suu Kyi juga berbagi panggung dengan sejumlah bekas tahanan politik yang menjadi politisi partainya. Suu Kyi sendiri telah menjalani hukuman tahanan rumah selama hampir 15 tahun.

"Orang-orang yang mengatakan bahwa perubahan telah terjadi dan tidak perlu lagi melakukan perubahan yang lebih, maka mereka tidak benar-benar ingin adanya perubahan," kata Suu Kyi.

"Kita harus sangat kuat di parlemen. Jadi, jangan mencoba berbicara tentang solusi lain, dan berikan kami 100 persen suara," kata Suu Kyi.

Kampanye yang besar dan berjalan damai itu menjadi salah satu penanda sejauh mana Myanmar telah berubah pasca pemerintahan semi-militer pimpinan Presiden Thein Sein berkuasa pada 2011, menggantikan pemerintahan junta militer. Hal ini juga mengantarkan serangkaian upaya reformasi yang demokratis.

Puluhan ribu pendukung partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, bergabung dalam kampanye besar-besaran di jantung kota Yangon pada Minggu (1/11), atau sepekan sebelum pemilihan umum demokratis pertama Myanmar digelar. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Namun, ruang lingkup dan kecepatan transisi pemirintahan dari militer ke sipil akan ditentukan oleh hasil pemilu yang diperkirakan akan didominasi oleh Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, USDP, pimpinan Thein Sein dan NLD yang bertarung memperebutkan jumlah suara dari sekitar 30 juta pemilih.

Dalam sambutannya, Suu Kyi meminta pendukungnya untuk tetap bersatu dan menghindari provokasi ketika pemilu digelar. Suu Kyi juga mengungkapkan keinginan untuk bekerja dengan partai politik lain untuk kebaikan publik.

"Jangan menyimpang dari jalan yang benar, hanya karena rumor dan provokasi kotor. Ini adalah waktunya kita bertanding dengan orang-orang yang negatif menggunakan semangat yang kuat," kata Suu Kyi.

Suu Kyi menjanjikan para pendukungnya perubahan yang menyeluruh, percepatan reformasi dan menghormati etnis minoritas.

Suu Kyi juga berjanji mengkaji ulang sejumlah investasi untuk membatasi dampak lingkungan dan mengubah konstitusi yang disusun oleh junta militer, yang membuatnya tidak dapat mengajukan diri sebagai presiden.

"Sebagai organisasi politik yang bermartabat, kita tidak akan membenci siapapun dan harus memperlakukan semua orang sama. Jika NLD menang 100 persen dalam pemilihan ini, kami akan menyambut semua pihak lain, kami ingin bekerja sama dengan mereka," ujar Suu Kyi.

Ibu Suu

"Saya cinta ibu Suu. Saya ingin perubahan. Saya benci pemerintahan ini," kata Myint Myit Kyi, 62, salah satu pendukung NLD dan pensiunan pegawai pemerintahan.

"Negara kami akan berubah jika dia yang memimpin," katanya melanjutkan.

Sementara Cho Nwe Oo, 50, pendukung NLD lainnya menyatakan "Dia adalah pemimpin terbaik untuk kami."

Meski populer, Suu Kyi mendapat kritikan keras dari publik internasional karena dinilai minim menyuarakan nasib kaum Muslim Rohingya yang minoritas, tidak diakui sebagai warga negara, dan kerap menerima diskriminasi di Myanmar.

Ketika berkampanye di negara bagian Rakhine, wilayah yang menjadi lokasi konflik antara warga Buddha dengan etnis Muslim Rohingya pada pertengahan Oktober lalu, Suu Kyi terlihat menghindari komentar soal hak-hak warga negara bagi Rohingya. Kampanye Suu Kyi bahkan digelar jauh dari kamp pengungsi Rohingya.

Selain itu, tidak satu pun warga Muslim yang menjadi kandidat dari NLD untuk wilayah manapun. Dua pejabat senior NLD yang tak diungkapkan identitasnya mengatakan karena takut akan ancaman intimidasi Ma Ba Tha, NLD memutuskan untuk tidak mengajukan calon Muslim dalam pemilu.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER