Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Turki menahan 35 orang termasuk birokrat senior dan perwira polisi di provinsi barat Izmir pada Selasa (3/11) dalam sebuah operasi yang menargetkan pendukung musuh Presiden Tayyip Erdogan, ulama Muslim Fethullah Gulen.
Operasi ini terjadi dua hari setelah Partai AK, yang didirikan Erdogan, memastikan kembali ke pemerintahan satu partai sebagai hasil pemilu 1 November lalu. Erdogan menyebutnya stabilitas, namun oposisi khawatir akan otoritarianisme yang akan makin menguat.
Kantor berita Turki, Dogan, mengatakan penangkapan yang dilakukan pada Selasa subuh itu dilakukan di banyak alamat di Izmir dalam operasi melawan "struktur paralel", istilah yang digunakan untuk merujuk pada pendukung ulama Gulen yang berbasis di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para tersangka dibawa ke kantor unit kejahatan terorganisir di kota itu, menurut Dogan.
Pada 27 Oktober, pihak berwenang Turki mengambil alih pengelolaan perusahaan termasuk surat kabar dan stasiun TV yang terkait dengan Gulen.
Erdogan berusaha 'memusnahkan' pengikut Gulen setelah polisi dan jaksa terlihat menunjukkan simpati kepada ulama yang membuka penyelidikan korupsi dalam lingkaran dalam Erdogan pada 2013.
Seorang jaksa berusaha menjatuhkan hukuman penjara hingga 34 tahun untuk ulama Islam itu dengan tuduhan bahwa ia berusaha untuk menggulingkan Erdogan. Gulen membantah tuduhan itu.
(stu)