Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan keamanan Turki pada Selasa (3/11) mengeluarkan perintah jam malam di Kota Silvan setelah satu orang tewas akibat bentrok dengan militan Kurdi.
Seperti dilansir Reuters, ini merupakan kematian pertama setelah ketegangan pasca pemilihan umum pada Minggu (1/11).
Dalam pemilu, Partai AK pimpinan Presiden Tayyip Erdogan kembali memenangkan pemilu. Partai tersebut mengklaim akan terus melakukan operasi melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) setelah genjatan senjata batal pada Juli lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mencegah terjadinya kericuhan, militer melancarkan serangan udara di pangkalan militan gudang senjata PKK di perbatasan dengan Irak pada Senin.
Namun di Kota Silvan, sayap muda militan PKK menggali tanah untuk mencegah polisi masuk ke basis mereka, sementara militer memberlakukan jam malam di tiga daerah tetangga.
Seorang pemuda berusia 22 tahun ditembak mati di kota tersebut.
Erdogan sebenarnya sudah sepakat untuk pembicaraan damai dengan PKK sejak akhir 2012. Namun, proses pembicaraan tersebut terhenti sebelum pemilu pada Juni lalu. Dalam pemilu tersebut, Partai AK kehilangan suara mayoritas untuk pertama kalinya sejak 2002.
Perolehan suara terbanyak diraih oleh Partai Demokrasi Rakyat (HDP) yang memiliki hubungan dengan PKK. Namun, HDP memutuskan untuk menghentikan kekerasan dan mendukung kestabilan politik.
Sebulan kemudian, konflik selama 30 tahun dengan PKK kembali berkobar.
Pemilu pada Minggu ini merupakan perintah dari Erdogan karena Partai AK gagal membentuk koalisi. Kini, Partai AK berhasil mengantungi 49 persen suara dan HDP kehilangan lebih dari sepertiga jatah kursinya.
Hasil ini ditengarai dapat membuat pembicaraan damai semakin sulit tercapai.
PKK sudah angkat senjata melawan negara sejak 1984. Perjuangan PKK sudah menewaskan 40 ribu orang yang kebanyakan merupakan warga Kurdi.
(stu)