Jakarta, CNN Indonesia -- Inggris berkeras bahwa bandara-bandaranya memberlakukan standar keamanan internasional, di tengah banyak spekulasi soal penyebab jatuhnya pesawat komersial akibat longgarnya keamanan di Bandara Sharm el-Sheikh, Mesir, sehingga memungkinkan militan menanam bom di pesawat.
Sebelumnya, Inggris mengatakan bahwa bom ditanam di pesawat maskapai Kogalymavia oleh kelompok afiliasi ISIS yang beroperasi di Semenanjung Sinai. Pesawat dengan rute Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg itu menewaskan keseluruhan 224 penumpang dan kru.
Inggris juga menghentikan penerbangan maskapainya dari bandara itu, langkah yang langsung diikuti oleh Irlandia, Jerman dan Belanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, pihak berwenang Rusia dan Mesir mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan apapun.
“Semua bandara Mesir menerapkan standar internasional dalam keamanan bandara,” kaya Hossam Kamal, menteri penerbangan sipil dalam sebuah pernyataan, Kamis (5/11).
Mesir juga mempromosikan kepala bandara Sharm el-Sheikh—resor yang populer di antara turis Inggris, Rusia dan negara Eropa lain—menjadi wakil kepala operasi di bandara nasional.
Namun keamanan di bandara Mesir terlanjur dipertanyakan.
Sehari setelah militan ISIS mengklaim bertanggung jawab menjatuhkan pesawat Rusia, dua pria ditangkap sebelum mencapai landasan pacu di bandara lain di Laut Merah, di resor Hurghada.
Sumber Reuters mengatakan bahwa mereka adalah dua penjahat yang merencanakan perampokan namun media lokal melaporkan bahwa dua pria itu masuk ke pesawat dan ingin bersembunyi di bawah roda pesawat untuk meuju Spanyol demi mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
“Bagaimana bisa dua pemuda yang tidak dalam perjalanan, tanpa paspor, tanpa visa, tanpa apapun, masuk ke pesawat?
Pada April, insiden lain melibatkan seekor keledai yang berkeliaran di tempat parkir di bandara Kairo dan rekaman videonya menjadi viral.
DiperketatDi Bandara Sharm el-Sheikh, keamanan diperketat pada Kamis. Reuters melaporkan petugas keamanan berpatroli di sekitar terminal dan tidak mengizinkan sopir, agen perjalanan dan para penunggu berjalan-jalan sembari menunggu kedatangan turis.
Inggris mengatakan sedang berkerja sama dengan maskapai-maskapai dan otoritas Mesir untuk menetapkan keamanan lebih ketat agar ribuan turis asal Inggris yang tertunda keberangkatannya bisa pulang.
Salah satu sumber pemerintah AS mengatakan keamanan di bandara Sharm al-Sheikh longgar dan bahwa militan bisa menyusup atau menyuap petugas.
“Intelijen Inggris sangat teliti. Kantor perdana menteri (Inggris) tahu menangguhkan penerbangan Sinai pada malam kunjungan (Presiden Mesir) Sisi akan menjadi mempermalukannya jadi saya yakin sumber intelijen itu cukup kuat untuk merujuk pada bom,” kata mantan ahli CIA di Timur Tengah, Bruce Riedel.
Dilansir CNN, pejabat AS juga mengatakan bahwa seseorang di Bandara Sharm el-Sheikh kemungkinan membantu meletakkan bom di atas pesawat.
“Bandara ini keamanannya longgar. Ini sudah terkenal,” ujar pejabat itu. “Namun ada informasi intelijen yang menyatakan bahwa ada bantuan dari seseorang di bandara.”
Namun di tengah banyak penangguhan penerbangan, Bandara Sharm el-Sheikh tetap beroperasi, termasuk 23 pesawat dari Rusia pada Kamis.
(stu)