Saat Pemilu, Perbatasan Myanmar dan Thailand Tak Akan Ditutup

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Nov 2015 19:35 WIB
Kelompok adat bersenjata di wilayah antara Myanmar dengan Thailand memastikan bahwa gerbang perbatasan tidak akan ditutup menjelang pemilu.
DKBA sempat menjadi salah satu wakil tentara pemerintah. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok adat bersenjata yang memegang kontrol di wilayah antara Myanmar dengan Thailand memastikan bahwa gerbang perbatasan tidak akan ditutup menjelang pemilihan umum pada Minggu (8/11).

"Tidak akan ditutup," ujar Saw Sat Min, salah satu pemimpin dari kelompok adat bersenjata Tentara Demokrasi Karen Benevolent (DKBA).

Menurut Saw, masyarakat di sekitar perbatasan memang sempat khawatir akan adanya penutupan perbatasan. Pasalnya, perbatasan antara Myawaddy dan Mae Sot pernah ditutup pada 2010 lantaran bentrok DKBA dan pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun kedua belah pihak sudah menyepakati perjanjian gencatan senjata pada bulan lalu, pertikaian masih terus terjadi hingga beberapa waktu belakangan. Namun, Saw memastikan bahwa kini kondisi sudah stabil dan semua kegiatan dapat berjalan seperti biasa.

"Orang di kedua belah sungai berpikir mengenai penutupan karena ini merupakan periode pemilu dan itu yang terjadi pada 2010. Pada 2015, tidak ada masalah jadi kami tidak perlu melakukan itu," ujar Saw.

Kepastian dari pemimpin kelompok adat ini dianggap sangat dapat dipercaya mengingat DKBA merupakan pemain utama dalam konflik di Myanmar yang disebut-sebut sebagai perang sipil terpanjang di dunia ini.

Sebelum menjadi sekuat sekarang, cikal bakal DKBA hanya merupakan bagian kecil dari Tentara Pembebasan Bangsa Karen (KLNA) yang dipimpin oleh umat Kristen.

Pada 1994, tentara Buddha dalam kelompok tersebut memisahkan diri dan memutuskan untuk membentuk DKBA. Tak lama, mereka mengadakan perundingan damai dengan militer pemerintah. DKBA pun menjadi salah satu wakil tentara pemerintah, Tatmadaw.

Namun kini, mulai ada pergerakan bawah tanah yang memantik perkelahian kecil antara DKBA dengan tentara dan KLNA.

Saw sendiri tak ingin mengikuti pergerakan politik dari kelompoknya ini. Ia tak ingin ada gangguan dalam pemilu mendatang. Saw sangat menjunjung tinggi demokrasi.

"Kami ingin menjadi bagian dalam membantu membawa perubahan demokrasi. Kami ingin menyampaikan keinginan itu. Kami akan mencoba menguntungkan rakyat. Sebuah kelompok bersenjata hanya dapat berdiri jika didukung masyarakat," katanya. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER